Hidup Kita Seperti Kertas Kosong, Kitalah Yang Menulis Setiap Halamannya.

Semua tulisan di blog ini ditulis oleh Robensa Atmenperi

Catatan akhir tahun - Hal-hal yang telah saya lakukan di tahun 2014

Wednesday, December 31, 2014

Tahun 2014 telah usai, banyak cerita yang bisa ditulis untuk mengisahkan hal-hal yang telah kita lakukan selama satu tahun penuh. Tentu setiap orang punya cerita yang berbeda-beda, banyak cerita bahagia, namun tak sedikit juga yang mengalami kesedihan.

Tak terkecuali saya, banyak hal-hal yang terjadi dan saya lakukan ditahun 2014, banyak cerita dan hal-hal baru yang saya alami, banyak pengalaman yang dapat saya ambil sebagai pelajaran untuk menjalani tahun 2015 yang penuh dengan tantangan seru.

Berikut akan saya ceritakan hal-hal yang telah saya lakukan selama 2014, mungkin bagi sebagian orang menganggap cerita saya ini adalah hal kecil dan biasa saja. Namun bagi saya ini adalah pengalaman yang berharga dan tak terlupakan dalam hidup saya.

Tak lagi jadi mahasiswa = tak ada jatah uang dari ortu
Setelah tamat kuliah perawat pada tanggal 25 September 2013, maka sayapun tidak lagi menyandang predikat sebagai seorang mahasiswa pada tahun 2014. Tak lagi jadi mahasiwa maka saya menjalani hari-hari yang berbeda dengan biasaya, mulai dari libur setiap hari, setiap hari jadi hari minggu dan tanggal merah, tak ada lagi tugas kuliah, praktek, tak ada lagi teman-teman yang kocak dan jahil, semua berubah dan terasa sangat berbeda, dan masa-masa kuliahpun menjadi hal yang sangat dirindukan, meskipun kata bosan selalu terucap ketika masih kuliah dulu.

Mungkin hal yang sangat terasa berbeda jika tak jadi mahasiswa lagi adalah tidak adanya jatah uang dari orangtua. Namun hal ini tidaklah membuat keuangan saya menipis apalagi kering, karena saya punya usaha sendiri yaitu membuka jasa service komputer, handphone, jasa print, bikin undangan, dan banyak lagi, yang sudah saya mulai sejak saya masih kuliah. Walaupun masih berskala kecil, namun saya bersyukur karena dengan ini alhamdulillah saya tidak kekurangan uang karena tidak diberi jatah lagi sama orangtua.

Usaha (Atmenperi Tekno Center) tumbuh pesat
Setelah tamat kuliah saya melanjutkan usaha yang telah saya rintis sejak kuliah, meskipun hanya bertempat digarasi rumah saya, namun pertumbuhannya dari segi pendapatan meningkat tajam dibandingkan dengan sewaktu saya masih kuliah. Toko yang bertempat digarasi rumah itu saya beri nama Atmenperi Tekno Center, nama yang saya ambil dari nama belakang saya yaitu Robensa Atmenperi. Harapan saya dengan nama itu agar usaha ini bisa menjadi seperti perusahaan besar yang namanya diambil dari nama belakang pemiliknya, seperti Bakrie&Brother dari nama Ahmad Bakrie atau Dell dari nama Michael Dell.

Usaha ini bergerak dibidang jasa teknologi, yaitu service komputer, laptop, Blackberry, Android, jasa print, pembuatan undangan, stempel, dan toko online. Yang beralamat di Jl. H. Karim, Lorong Kurnia, No.42 (Sebelum pom bensin cadika) Muara Bungo.

Lulus tes CPNS sebagai perawat
Cerita ini dimulai pada suatu siang ketika bapak saya pulang kerja membawa brosur penerimaan CPNS dikabupaten Tebo, yaitu sebuah kabupaten yang bersebelahan dengan kabupaten Bungo, tempat tinggal saya sekarang. Perlu diketahui bahwa saya sebenarnya tidak ingin menjadi seorang PNS karena cita-cita saya adalah menjadi seorang pengusaha dan penulis. Namun karena desakan dari orangtua dan dengan negoisasi yang alot dengan orang tua, akhirnya saya bersedia untuk mengikuti tes CPNS tersebut, tapi dengan syarat yang saya ajukan, ini syaratnya :
- Tidak boleh menggunakan sogokan, alias harus lulus murni
- Seandainya lulus, saya tetap tinggal dibungo, artinya saya harus berulang dari kabupaten Bungo ke kabupaten Tebo 
- Cita-cita saya tetap jadi pengusaha dan penulis

Orang tua saya setuju dengan syarat yang saya ajukan. Sayapun langsung mempersiapkan diri untuk lulus tes CPNS tersebut, mulai dari belajar keras selama lebih dari 2 bulan, mempersiapkan fisik dan mental, sampai berkas-berkas pendaftaran. 

Dan Alhamdulillah atas berkat Rahmat dari Allah dan dengan usaha dan tekat yang kuat untuk lulus murni, sayapun lulus tes CPNS tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun kecuali beberapa ribu rupiah saja untuk membeli berkas pendaftaran seperti map, kertas dan seterusnya.

Setelah lulus, sayapun sekarang menjadi seorang perawat di Kabupaten tebo, tentu dengan syarat yang saya ajukan tadi yaitu saya tetap berulang dari Bungo ke Tebo, dan saya masih mengejar mimpi saya untuk menjadi seorang pengusaha dan penulis. Saya masih membuka bisnis saya ditoko Atmenperi Tekno Center, tetapi saya mengubah jadwal buka toko yang harus diseuaikan dengan jadwal kerja saya sebagai perawat. Sekarang toko saya buka setiap hari mulai jam 15:00 - 23:00 WIB (Senin - Sabtu) dan jam 08:00 - 23:00 WIB (Minggu). Sayapun juga masih mengejar mimpi saya untuk menjadi penulis dengan masih menulis diblog saya ini.

Ramenya tulisan di blog saya (kicauanbocah.blogspot.com)
Untuk mengejar impian saya sebagai penulis, sayapun memulainya dari lingkup yang lebih kecil, yaitu menulis di blog. Maka saya membuat blog ini untuk menyalurkan tulisan-tulisan saya. Blog ini saya tulis sendiri, isinya tentang pengalaman, pandangan dan pemikiran saya, dari hal-hal yang serius sampai hal-hal yang konyol sekalipun.

Walaupun masih baru namun blog ini cukup banyak dibaca orang, mungkin karena tulisan saya yang apa adanya, dan saya beri sedikit bumbu-bumbu komedi yang menghibur namun tetap saya tuliskan pelajaran yang dapat dipetik dari tulisan itu. Atau mungkin karena orang-orang penasaran kepingin tau tentang saya yang selama ini mereka kenal sebagai orang yang pendiam dan tertutup, nah disini saya bicara apada adanya dan blak-blakan tentang diri saya. Dan mungkin hal-hal itulah yang membuat mereka tertarik membaca blog ini.

Itulah sekelumit cerita tentang yang saya lakukan di tahun dua ribu empat belas, saya hanya beharap semoga cita-cita saya selama ini dapat terwujud ditahun ini dan tahun-tahun setelahnya. Dan juga semoga cita-cita kalian dapat terwujud juga, dan kita sukses bersama.

Semoga cerita saya ini dapat menjadi modal bagi saya untuk menjalani tahun dua ribu lima belas, dan dapat dijadikan pelajaran dan inspirasi bagi saya dan kalian.

Sekian dulu, tunggu tulisan catatan akhir tahun saya tahun depan.

Semoga bermanfaat. 

Terima kasih.

Catatan Kampus (Bagian 9) - Pengalaman asam manisnya jadi anak kos

Thursday, December 25, 2014

Halo bocah-bocah, apa kabar anda hari ini?

Pada tulisan kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman saya menjadi anak kos. Yang penuh dengan berjuta rasa, ada asam, asin, pahit, manis, kecut. ~Nano-nano kali~

Sebenarnya saya kuliah dikota tempat saya tinggal bersama orangtua saya yaitu di Akper Setih Setio Muara Bungo, kabupaten Bungo. Jadi selama kuliah saya tidak pernah ngekos. Namun pada semester 3, kami praktek klinik selama 1 bulan di Rumah Sakit Kol. Abunjani, Kabupaten Merangin. Jadi terpaksa saya ngekos selama 1 bulan dikota Bangko, Merangin. Saya ngekos bersama teman dekat saya Ade Suryadi, biar irit juga sih bayar uang kosannya.

Hari pertama ngekos...
Kami berangkat dari Bungo menuju Bangko pagi minggu menggunakan motor, saya membawa barang-barang mulai dari baju sekoper, alat-alat praktek, buku-buku dan peralatan lainnya. Sedangkan Ade juga membawa baju sekoper juga, setrikaan dan megic com. Jarak antara Muara Bungo dan Bangko sekitar 70 KM, sekitar 1 jam perjalanan. Kami berangkat menggunakan sepeda moror masing-masing. Sebelum berangkat, kami mampir ketoko fotocopy untuk mengambil buku panduan praktek klinik. Ade yang membawa alat pemasak nasi ~magic com~ turun dari motor dengan meletakkan meletakkannya diatas jok motor, kamipun masuk kedalam untuk mengambil buku. Selang beberapa saat, saya mendengar suara barang jatuh, dan ternyata itu adalah magic com yang jatuh dari motor, pecah dibagian atasnya, beruntung tidak rusak parah dan masih bisa digunakan, namun wajah Ade terlihat pucat, seperti orang yang takut dimarahi oleh ibunya yang kesal karena magic com nya pecah. Semoga ini bukan pertanda buruk, dan perjalanan dua orang pengembarapun dilanjutkan.

Begitu sampai dikos jam 10 pagi, kami berdua langsung menurunkan barang-barang kami, diruangan yang kosong, hanya ada sebuah kasur dan dua bantal, satu buah lemari dengan dua pintu tanpa ada sekat pembatas diantara kedua pintu. Selesai beres-beres, kami pergi kepasar untuk membeli peralatan seperti piring, gelas, sendok, air minum dan berberapa peralatan lainnya. Serasa jadi ibu-ibu rumah tangga sejati lah pokoknya.

Setelah semuanya beres, kami makan dengan bekal yang dibawa dari rumah, cukup banyak sih, lumayan ngak beli makanan selama 2 hari, biar ngirit. Namun sayangnya nasi yang dibawa hanya cukup buat sekali makan, sehingga kami harus memasak nasi lagi, untung Ade membawa magic com, sayapun langsung memasak nasi walaupun saya tidak tau berapa takaran air untuk memasak nasi, begitu magic com dicolokkan kelistrik, betapa terkejutnya saya tiba-tiba terdenganr suara ledakan dari sumber arus listrik yang disertai dengan mati lampu, ternyata listriknya terjadi konsleting. Yaah ngak jadi masak nasi deh, gimana mau makan malam coba? Kami mencoba menghubungi pemilik kos, namun sialnya dia tidak ada ditempat. Tepat jam 21.00 barulah sang pemilik kos memperbaikinya, sehingga listrik menyala lagi dan kamipun memasak nasi untuk makan malam jam 22.00.  Setelah cukup lelah diperjalan, merapikan kos, serta listrik konslet dan makan malam yang telat, sayapun beristirahat untuk persiapan praktek klinik dirumah sakit besok pagi.

Magic com (Pemasak nasi) disulap jadi pemasak makanan
Kami hanya membawa sebuah magic com, jadi sebenarnya hanya bisa memasak nasi saja dan lauknya beli diluar, tetapi berhubung makanan diluar agak kurang terjaga kebersihannya dan agak kurang enak rasanya menurut saya ~bilang saja mau ngirit~ , jadi saya memutuskan untuk memasak sendiri makanannya. Namun masalahnya saya tidak punya kompor dan wajan untuk memasak makanan, namun sebagai seorang pertualang sejati saya tidak hilang akal, saya memikirkan bagaimana caranya memasak makanan sedangkan saya tidak punya kompor dan kuali.

Taa raa...Dan jadilah, magic kom disulap menjadi alat untuk memasak makanan. Masakan hasil eksperimen yang bisa saya masak diantaranya nasi goreng, telor goreng, mie rebus, mie goreng, tumis kangkung saus tiram dengan ekstra tahu, dan tempe goreng. Agar tidak merusak magic com, saya menggunakan margarin untuk menggoreng, agak lama sih dalam proses penggorengan, tapi masakan yang becita rasa tinggi pasti membutuhkan proses memasak yang lama dan detail.

Lalu bagaimana dengan rasa masakan yang saya masak. Berikut akan komentar dari orang-orang yang mencicipi masakan saya :
1. Saya sendiri ; Rasanya enak, nikmat, dimakan pakek nasi sampe nambah sangking enaknya (catatan : Kondisi lapar pulang praktek dirumah sakit)
2. Ade Suryadi, teman satu kos : Menurut dia rasanya enak, nambah juga sangking enaknya (Catatan : Kondisi lapar juga pulang praktek dirumah sakit)
3. Yusriadi, teman juga tapi beda kos : Ketia dia mencicipi makanan saya, dia hanya terdiam dan tanpa mengucap sepatah katapun dengan sedikit senyum kecil. Namun saya bisa mengartikan apa perasaan dia saat itu, mungkin seperti antara mau bilang enak tapi takut membohongi hati nurani, dan mau bilang tidak enak takut saya tersinggung.

Namun setelah saya dan teman-teman mencicipi masakannya, saya dapat menyimpulkan dan kali ini saya harus jujur mengatakannya kalau makanan saya memang tidak enak. Dan mungkin kalau diikutkan dalam kontes memasak akan ditolak sebelum bertanding, karena dilihat saja tidak menarik untuk dicicipi apalagi dimakan, apalagi dijual.

Hemat pangkal capek, boros pangkal sengsara 
Hidup sebagai anak kos memang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan tinggal bersama orangtua. Disini harus serba sendiri, masak sendiri, cuci baju sendiri, nyetrika sendiri, sampai cari jodohpun sendiri ~nah loh~. Pokoknya harus bisa hidup mandiri lah, begitu juga dengan keuangan, harus pintar-pintar dalam membelanjakan uang yang dikasih sama orangtua.

Saya mencoba menjadi anak yang cerdas dalam membelanjakan uang, saya mulai untuk berhemat agar tidak boros sehingga harus minta uang tambahan lagi. Dalam hal ini saya mempunyai strategi untuk hidup hemat dan efisien, berikut strateginya :
1. Harus masak sendiri, beli makanan diluar hanya boleh jika sudah kepepet, seperti terlalu lapar atau kehabisan bahan untuk dimasak
2. Harus nyuci sendiri
3. Jika mau jalan-jalan, usahakan nebeng teman, biar hemat bensin.

Strategi itu ternyata sukses, dengan hasil uang yang diberikan oleh orangtua saya masih bersisa, dan sisanya bisa saya tabung, yeyeye. Memang sih dalam hidup berhemat apalagi hidup sebagai anak kosan terkadang cukup berat dan terasa begitu melehkan. Namun jika kita tidak pandai-pandai dan berhemat, apalagi kita boros siap-siap monster yang bernama sengsara akan menerkam anda tanpa belas kasihan, Jadi waspadalah wasapadalah.

Dari baju yang berkerut, sampai nyeker kerumah sakit
Hal-hal yang tidak biasa ketika hidup bersama orangtua, menjadi hal yang biasa ketika ngekos. Kalau biasanya baju saya rapih, ketika ngekos baju yang berkerut karena nyetrika yang tidak rapi atau bahkan tidak disetrika jadi hal yang biasa. Kalau biasanya pulang kuliah makan sudah terhidang dimeja makan dan tidak pernah telat, hidup dikosan malah harus masak makanan dulu baru bisa makan, dan jadwal makan yang telat menjadi hal yang lumrah disini.

Tapi pengalaman yang paling miris ketika saya ngekos adalah tentang sepatu dinas yang dicuri orang, gara-gara selepas dinas saya lupa membawa masuk sepatu dan saya tinggal saja diluar, mana itu sepatu satu-satunya yang saya punya dan itupun sepatu bapak yang baru dibelinya namun saya pinjam buat dinas dirumah sakit. Terpaksa saya nyeker kerumah sakit dengan sandal jepit untuk meminjam sepatu kawan saya yang untungnya dia punya dua sepatu. Sengsaranya, kaki saya lumayan besar, ukuran 42, sedangkan sepatu kawan saya ukurannya 40, jadi kebayang kan betapa sengsaranya saya memakai sepatu itu. Untung waktu itu masa praktek tinggal 4 hari lagi, kalau masih 2 minggu lagi saja, mungkin kaki saya bisa diamputasi gara-gara aliran darah yang tidak lancar.

Saya rasa sekian dulu tulisan saya kali ini tentang pengalaman saya menjadi anak kosan. Meskipun cuma satu bulan, namun itu sangat berkesan dan saya rasakan manfaatnya. Saya sangat terkesan, senang, excited, dan penuh dengan pertualangan yang seru, serta penuh cerita yang sulit dilupakan dan tak cukup kertas untuk ditulis. Semoga tulisan saya kali ini tidak hanya sebagai hiburan saja bagi para pembaca, namun ada manfaat dan pelajaran yang dapat kalian ambil.

Terima kasih, sampai jumpa dicerita saya selanjutnya. 

Catatan Bocah SD (Bagian 1) - Misi Menumpas Kejahatan Dikelas

Monday, December 15, 2014

Halo sahabat blogger!

Kali ini saya akan menulis tentang kisah pertualangan saya diwaktu SD, seperti biasanya cerita-cerita ini akan ditulis dalam beberapa bagian, dan dengan kisah yang berbeda pada setiap bagiannya.

Pada cerita kali ini, saya akan menceritakan tentang kisah saya dan teman-teman sekelas waktu SD menumpas kejahatan dikelas. Kejahatan? Iya, jadi dikelas kami itu ada satu orang yang sangat resek, namanya Khairul Anam, suka ngebully, suka gangguin teman-teman, pokoknya jahat deh.


Saya waktu SD ditunjuk oleh teman-teman dan guru kelas saya sebagai ketua kelas. Jadi sebagai ketua yang bertanggungjawah ~cie bertanggungjawab~ saya berinisiatif untuk menumpas kejahatan ini. Saya mengajak beberapa teman untuk bergabung dalam misi berbahaya ini yaitu menumpas pelaku kejahatan nomor satu kelas. 

Ini dia anggota misi kami :
1. Robensa Atmenperi (Ketua, Kelebihan : Sering nyetak gol )
2. Redo (Kelebihan : Kiper yang hebat)
3. Ade (Kelebihan : Membingungkan lawan, soalnya ngak jalas arah mainnya kemana)
4. Pujianto (Kelebihan : Playmaker yang hebat, sering bikin gol dan assist)

Itulah anggota dari misi kami dalam menumpas kejahatan dikelas. Eh kok teamnya kayak team bola ya? Ah bodo amat lah, ayo kita mulai misinya.

Misi dimulai....
Pertama-tama yang kami lakukan adalah mengatur strategi. Kami berempat berkumpul untuk membahas strategi bagaimana mengalahkan siresek Khairul agar tidak mengganggu teman-teman kami lagi. Rapatpun berlangsung alot dan penuh dengan diskusi, terkadag juga terjadi beberapa perdebatan yang cukup panjang. Dan pada akhirnya kami mendapatkan strategi jitu untuk mengalahkan Khairul. Ini strateginya :

1. Biarkan dia menjahili teman sekelasku hari ini, agar kami ada alasan untuk melawannya. Lalu selepas sekolah nanti kami beerempat akan menghadangnya dan mengeroyoknya ramai-ramai.
2. Setelah dia berhasil dikalahkan, kami akan buat perjanjian agar dia tidak mengganggu kami dan teman-teman lagi.
3. Pulangnya saya harus boncengan sepeda dengan Redo, Ade dan Pujianto sendiri-sendiri karena arah rumahnya berbeda. ~Ini ngak penting~
4. Besok pagi jajanan kami dikantin harus mie rebus tanpa telor. ~Ini juga ngak penting~
#Tepok jidat

Ok, go to the mission. Pada hari itu kami memulai langkah yang pertama yaitu membiarkan Khairul menjahili teman-teman, dia mengganggu teman kami, mulai dari menyembunyikan tas, meminta uang, sampai menyebut nama orangtua. Eh tunggu, emang menyebut nama  orangtua termasuk kejahatan? Kalau dulu iya sih, suka marah kalau nama orangtua disebut, hehe.

Begitu pulang sekolah kami dan teman-teman membiarkan teman yang lain pulang, namun saya, Redo, Ade, dan Pujianto mencegat Khairul untuk tetap dikelas.

"Hei rul, sini kamu, jangan pulang dulu" Pintaku sambil menarik tangannya.
"Mau apa kalian? Mau keroyok aku ya?" Jawab  Khairul dengan wajah tanpa ada rasa takut.
"Kamu kenapa suka gangguin teman-teman? Kami minta kamu berhenti gangguin teman-teman" Kataku dengan nada marah.

Khairul balik membalas dan menantang kami.
"Kenapa emangnya? Ngak suka, ayo kita berantam kalau berani?" kata Khiarul dengan nada menantang.

Kami pun berkelahi dengan Khairul, baku hantampun tak terelakkan. Akhirnya Ade, Redo, dan Pujianto berhasil memegangi Khairul dengan erat bagaikan orang yang ingin berpisah jauh dan dalam waktu yang lama dan takkan pernah kembali. haha #Gubrak.

Khairul pun berontak melepaskan diri, namun teman-temanku memeganginya dengan erat, diapun tak bisa bergerak. Akupun langsung menghampirinya dengan tatapan, kupandangi matanya dalam-dalam, mata kami saling bertatapan, dan dia tertidur. Zzzzzzzz #Lho kok jadi hipnotis sih? Ngak kok cuma bercanda saja. Biar kalian ngak tegang membaca cerita pertarungan terdahsyat ini. Hehe

Ok kembali kecerita, Khairul mencoba memberontak tepi tak bisa.

"Lepaskan aku, lepaskan aku" Kata Khairul dengan nafas terengah-engah.

Akupun langsung menghujamkan tinjuan kewajahnya sambil mencekik lehernya. BAMMSS.....Pukulanku mendarat mulus dimukanya.

"Jangan coba-coba mengganggu teman-teman lagi ya"Kataku dengan emosi.

"Iya iya aku janji ngak akan ganggu teman-teman lagi, sumpah lah" Sahut Khairul dengan muka ketakutan.

Kamipun pulang dengan meninggalkan Khairul sendirian dirumah, kami agak takut juga karena barusan mengeroyok anak orang, akhirnya kami pulang lewat jalan tikus, tidak berani lewat jalan besar, takut ditangkap polisi. hehe

Sejak saat itu dia tidak pernah lagi mengganggu teman-teman kami disekolah, bukan karena dia mematuhi perintah kami, tetapi karena memang kami sudah tamat sekolah sih, hahaha. Ngak kok, emang dia tidak pernah lagi ganggu teman kami lagi. Dan keadaan kelas kamipun menjadi tentram dan damai ~serta hidup bahagia~ haha

Aku dengar sekarang Khairul jadi preman, terakhir saya dapat berita dia menjambret di Muara Bungo dan dipenjara. Saya harap sih dia tidak membaca blog saya ini, bukan apa-apa sih soalnya kalau disuruh berkelahi dengan dia saat ini,.. takut sih ngak, cuma agak gentar dikit aja, hehe

Sekian cerita saya waktu SD dulu, semoga dapat menghibur para pembaca sekalian. Dan satu pesan saya, jangan takut untuk melawan kejahatan, karena biar bagaimanapun besarnya kejahatan itu, tetaplah kebaikan yang akan menang.

Sekian, Terima kasih.

Salam bocah.

Aku Lelah

Monday, December 8, 2014

Ketika aku bejalan ditengah keramaian
Sejenak terlintas dibenakku
Bagitu sibuknya dunia
Tak pernah berhenti walau hanya sedetik

Aku merasa diriku begitu penat
Aku merasa diriku begitu lelah
Menjalani semua kesibukan
Terseret oleh derasnya hiruk pikuk kehidupan

Diri ini bagaikan buih dilautan
Terombang ambing tanpa daya untuk menahan
Bahkan untuk bersandar barang sedetik
Pasrah kemana akan dibawa

Aku berfikir untuk menyudahi semua ini
Pergi meninggalkan dunia yang fana
Melepaskan semua hiruk pikuk didalamnya
Menuju tempat kedamaian yang abadi

Namun ternyata aku keliru
Aku harus tetap berjuang 
Menggapai impianku
Menuju kebahagiaanku

Tak boleh ada rasa lelah
Tak boleh ada rasa gundah 
Tak boleh ada kata menyerah

Aku percaya dan yakin
Bahwa setiap kesusahan dan keletihan
Setiap tetes keringat yang mengalir dalam kebaikan
Akan ada balasan yang setimpal bahkan lebih indah

Percayalah
Bahwa ketika kita bersusah payah dalam mendaki bukit
Akan selalu ada pemandangan yang indah 
Yang kita nikmati dari puncaknya
Yang dapat melepaskan semua penat dan letihku
 

Terbanyak Dibaca