Hidup Kita Seperti Kertas Kosong, Kitalah Yang Menulis Setiap Halamannya.

Semua tulisan di blog ini ditulis oleh Robensa Atmenperi

Di BULLY Itu Rasanya ????

Monday, August 31, 2015



Pada tulisan kali ini judulnya agak sadis dikit ya. Siapa diantara kita yang mau di Bully? Tentu tidak ada yang mau ya. Jangankan di Bully dibicarakan oleh orang lain tentang hal buruk dari diri kita saja tidak mau apalagi di Bully habis-habisan. Tiap hari, tiap ketemu, bahkan yang paling sadis tiap kali berbicara, tak peduli itu benar ataupun salah perkataan yang diucapkan.

Karena ini penghujung bulan Agustus dan besok udah masuk bulan september, maka ngak apa-apa ya kalau saya nulis secara blak-blakan dan apa adanya tidak ada yang dirahasiakan.  ~apa hubungannya coba~

Jadi begini, sejak kecil saya tidak pernah lepas dari yang namanya bully, saya sering diejek oleh teman-teman baik secara fisik ataupun secara sifat dan karakter. Diri mulai jelek lah, apalah, itulah, bodoh lah, ngak nyambung lah, lola, apapun itu, pokoknya yang jelek-jelek selalu ditujukan kesaya. Apes banget saya, hiks hiks hiks.

Oleh karena saya sering diejek oleh teman-teman, makanya kalau ada teman baru saya selalu senang karena biasanya teman baru ngak akan mem bully, mungkin karena masih segan atau apapunlah itu, tetapi saya tidak peduli yang penting ada orang yang tidak membully saya. Namun kesenangan itu ternyata hanya sesaat, setelah dia bergabung dengan teman-teman yang lain, eh dia ikut-ikutan mem bully saya. lagi-lagi nasibku tak lepas dari bully.

Awalnya saya tertekan, tidak nyaman, minder, tidak percaya diri karena sering dibully, seakan-akan semua yang saya katakan tidak ada yang benar dan semua yang saya lakukan selalu salah dan hanya hal yang konyol saja. Namun lama kelamaan setelah dibully terus-menerus, akhirnya akupun jadi tidak terlalu memikirkannya, dan justru membuatku jadi lebih kuat dan termotivasi untu membuktikan bahwa yang mereka katakan tentangku itu salah. 

Aku tidak perlu membuktikan pada mereka kalau aku mampu, tetapi aku hanya perlu membuktikan pada diriku sendiri kalau omongan mereka tentangku itu salah besar. Aku harus berusaha sekuat tenaga, belajar dan terus belajar, bekerja siang dan malam agar aku bisa mencapai tujuanku dan mencapai cita-citaku.

Untuk apa mempedulikan mereka, sekarang aku menganggap omongan mereka itu hanya sampah dan tidak benar sama sekali.  Sedikitpun aku tidak pernah lagi menanggapi apalagi ambil pusing terhadap omongan mereka. Bak kata pepatah anjing menggongngong kucing mengeong ayam berkukuruyuk dan mantanpun ngajak balikan lagi. Walah pepatah apa ini!!!!!!!!!!!!! Akhhhhh

Dan benar saja, ternyata allah memberika kepadaku kelebihan yang tidak diberikannya kepada mereka yang membully ku dan aku meraih apa yang mereka tidak bisa raih. Jadi, tolonglah ya jangan suka membully dan menghina orang, belum tentu yang dihina itu lebih rendah daripada kita, bahkan mungkin lebih baik dan lebih bersih hatinya.

Tetapi meski banyak teman-temanku yang membullly ku, namun allah baik padaku, dia sangat menyayangiku, mengabulkan semua doaku dan memaafkan semua kesalahanku. Dan dia memberikan kepadaku orang-orang yang tidak pernah membully dan memandang rendah diriku. Mereka adalah orangtuaku khususnya ibuku, sahabat-sahabatku yang percaya akan diriku dan kemampuanku dan memandangku sebagai Robensa Atmenperi, bukan sebagai bahan hinaan.

Sekian tulisan saya, tulisan dari seorang bocah ingusan kalau lagi pileks.

Jangan anggap serius ya. Ini bukan soal matematika kok. Jadi nyantai aja. hehe
 

Terbanyak Dibaca