Walaupun sekarang saya percaya kalau hantu itu tidak ada dan tidak takut lagi dengan yang namanya hantu ~Lebih takut sama cewek yang lagi PMS, dari ramah menjadi galak, dari senyum jadi cemberut, dan terkadang muncul dua tanduk dikepalanya dan mukanya merah seperti udang rebus~. Namun ada cerita menarik tentang hantu yang saya alami bersama teman-teman saya waktu SD.
Didekat tempat tinggalku, ada sebuah rumah kosong yang sudah lama tidak dihuni karena ditinggal pemiliknya. Aku tidak tahu siapa dan dimana pemiliknya sekarang, yang jelas pemiliknya harus bertanggung jawab karena meninggalkan rumah yang sekarang dijuluki oleh orang-orang sebagai rumah hantu.
Setelah pagi sekolah dan sore belajar dimadrasah, malamnya saya dan teman-teman mengaji Al-quran dirumah salah seorang guru ngaji kami, biasanya kami pulang jam 9 malam. Jarak rumah saya dan rumah guru ngaji saya lumayan jauh sih dan sialnya kami harus melewati rumah kosong alias rumah hantu itu dulu sebelum sampai dirumah.
Aku, redo dan ade berjalan pulang kerumah kami, kebetulan rumah kami satu arah, biasanya ketika melewati rumah hantu itu kami langsung lari terbirit-birit dengan langkah seribu persis kayak banci lagi dikejar razia gabungan satpol pp dan polisi.
"Rumah itu kok ngak ada penghuninya ya, serem ah" Kata redo
"Penakut banget sih kamu, mana ada hantu, hantu itu cuma ada di film doang" Kataku yang berlagak berani, padahal sebenarnya aku penakut juga, kencing kekamar mandi aja minta ditemanin sama ibu.
"Jangan takabur kamu ben, ntar bu guru marah" Timbrung Ade.
Glontang glongtang######
Terdengar suara gadung dari dalam rumah hantu tersebut, kami langsung terkejut, dan seketika bunyi preet langsung terdengar diantara kami, seakan-akan sebagai balasan terhadap bunyi dari dalam rumah. Dan sepertinya itu suara redo yang kentut kerena ketakutan, dan sekarang kami punya masalah baru selain takut karena hantu, kami harus menyelatkan hidup kami dari kentut redo yang konon menurut legenda lebih beracun daripada gas karbon monoksida.
"Kamu kentut ya do?" Tanyaku menuduh redo
"Iya ben, Aku kalau takut kentut kadang sampai keluar ampasnya, aku gitu orangnya" Jawab redo dengan muka pucat.
"Brengsek kamu do, disaat situasi genting seperti ini kamu malah menambah penderitaan kami" Timbrung ade.
Kami harus bertahan hidup melewati rumah hantu itu dengan menahan nafas agar tidak terhirup gas beracun kentut redo.
"Udah, udah, jangan ribut, ntar hantunya keluar dan mencekik kita"
"Iya, kukunya kan kotor, ngebersihinnya kan susah, sabun dirumahku lagi habis" Kata ade
"Kalau kamu dicekik bukannya kotor lagi, malah bisa mati" Bentakku dengan suara berbisik.
"Iya ya ben, gawat kalau aku mati, PR matematika ku belum selesai, ntar besok gimana, pasti bu guru marah.
"Lu tu begok atau gimana sih? udah udah, jangan ribut dan jangan buat gerakan mendadak, kita akan lari dalam hitungan ketiga. Satu, dua......
Ade dan redo langsung kabur meninggalkanku, kampret banget tu orang berdua.
"Hei kampret, kenapa lari duluan, tunggu aku" Kataku sambil berlari mengejar mereka.
"Sory ben, aku kaget tadi" Sahut redo.
"Awas kalian yang, aku tangkap kalian, aku seret kedalam rumah hantu itu biar kalian dicekik"
"Jangan ben, aku masih ingin hidup, aku masih ingin makan dikantin besok pagi" Sahut ade.
"Bodo amat, awas kalian"
Aku gagal mengejar mereka, mereka pulang kerumah mereka masing-masing, akupun langsung masuk kerumahku dengan nafas terengah-engah, badanku yang kurus membuatku seperti orang bengek yang sedang sesak nafas. Ibu dan bapakku duduk berdua disofa sedang menonton televisi berdua, kepala ibuku bersandar dibahu bapakku, mereka berdua berbincang-bincang sambil tertawa-tawa, ahhh romantis sekali. Melihat kemesraan mereka berdua membuatku turut bahagia, dan akupun rasanya ingin menikah juga, dan aku sadar ternyata aku masih SD, disunat aja belum, kencing masing mereng kesamping, kekamar mandi aja masih minta ditemenin ibu.
"Kenapa kamu ben, kok ngos-ngosan gitu?, Dikejar anjing ya? Atau dikejar banci cap kecoa?"Tanya ibu
"Ini lebih dari itu bu, kami dikejar hantu" Jawabku dengan nafas terengah engah
"Ah kau ini, penakut kali, mana ada hantu, itu cuma khayalan kau aja" Sahut bapakku
"Benar pak, hantunya ada didalam rumah kosong arah rumah pak shaleh guru ngaji aku"
"Dengar ben, kita sebagai orang muslim, tidak boleh percaya sama hal semacam itu, takhayul itu, kita harus percaya sama tuhan" Jawab bapakku
"Kata orang hantu itu bisa nyekik kita ya pak?"
"Kan udah bapak bilang ngak ada yang namanya hantu, lagian kita kan dijaga sama tuhan, mana berani hantu nyekik kita" Tegas bapakku
"Oh gitu ya pak" Jawabku bingung
"Sudah sana minum air putih, habis itu langsung tidur kekamar" Pinta ibuku
"Baik bu" Jawabku segera kedapur untuk mengambi air putih.
Dikamar aku merenung dan berfikir tentang ucapan bapakku sambil meminum segelas air putih dengan cara dihirup, tangan kananku memegang pena seperti orang merokok dan tangan kiriku menggaruk-garuk bagian belakang kepalaku. Betapa kerennya gayaku, tetapi kalau diperhatikan lebih seksama gayaku tidak keren malah lebih mirip kayak monyet habis pertunjukan topeng monyet yang lagi menggaruk-garuk kepalanya, bisa dibuktikan dengan ekspresi mukaku yang sedang berfikir keras.
"Hantu itu ada ngak ya"
"Mungkin bapak ada benarnya juga, kan aku belum pernah melihat hantu, jadi ngak ada bukti dong kalau hantu itu ada"
"Tapi suara berisik dirumah kosong itu.....suara apa ya"
Sekarang dibenakku ada dua pendapat yang sama kuatnya, perdapat pertama yaitu pendapat orang-orang kalau hantu itu ada, apalagi dirumah kosong itu, pasti sarangnya hantu. Pendapat kedua yaitu pendapat bapakku yang mengatakan kalau hantu itu tidak ada, itu hanya halusinasi kita saja yang muncul karena rasa takut yang berlebihan.
Hal ini membuatku malam itu susah tidur, biasanya ibuku mengecek apakah aku sudah tidur atau belum, dan akupun berpura-pura tidur dengan berpura-pura memejamkan mata sambil tidur tengkurap dan tidak menjawab sahutan pertanyaan ibuku.
"Roben kamu sudah tidur belum" Tanya ibuku sambil mengusap kakiku
Aku tidak menjawab, dan ibuku berlalu pergi sambil mengunci pintu kamarku dan mematikan lampu. Ketika ibuku pergi akupun langsung terbangun dan kembali menghidupkan lampu. Malam itu aku terus berfikir keras memilih pendapat yang mana yang paling benar. Otakku yang kapasitasnya kecil yang kalau ibarat kompeter masih model lama jenis Pentium I yang CPU nya baring dan monitornya diletakkan diatas CPU dan kalau kalian pernah menggunakan komputer jenis ini seharusnya kalian sudah menikah sekarang. Dan aku pernah menggunakannya, dan aku belum menikah sekarang.
Otakku tentu tidak dapat berfikir seberat itu, namun usaha dengan tekad dan usaha keras untuk memecahkan misteri ini, akhirnya aku bisa menarik satu kesimpulan, ya walaupun dengan mengorbankan sesuatu akibat betapa kerasnya aku berfikir. Aku amnesia satu minggu.
Kesimpulannya adalah hantu itu tidak ada.
Disekolah saya bertemu dengan Ade dan Redo, kami mengobrol dikantin sekolah sambil makan mie rebus tanpa telor, tanpa bawang, tanpa seledri, tanpa daun bawang dan tanpa membayar (Baca : Ngutang), kenapa sih dengan ngutang, kan ngak apa-apa soalnya harga mie dikantin sekolahku kan mahal, kayak dibandara-bandara. Harganya Rp. 500/Porsi.
Kami terlibat perdebatan sengit yang akan menentukan arah dunia permistisan dimasa yang akan datang. Aku berpendapat kalau hantu itu tidak ada, hanya halusinasi saja, Redo berpendapat kalau hantu itu ada dibuktikan dengan suara-suara yang kami dengar dirumah kosong itu, sementara Ade terlihat gundah gulana karena mie dari tadi belum datang-datang juga, ngak tahu kenapa padahal mie aku dan Redo sudah datang, mungkin hutangnya sudah overlimit sehingga otomatis menolak pesanan jika hutangnya belum dibayar.
"Teman-teman dengarkan aku, Hantu itu tidak ada" Kataku dengan muka serius, sementara Ade masih sibuk dengan pesanan mie rebus ngutangnya yang belum datang juga.
"Apaa....yang benar aja kamu ben, udah jelas-jelas kita dengar suara gaduh dirumah kosong itu tadi malam, pasti itu suara hantu yang marah" Jawab redo
"Ah ngak mungkin, mana ada hantu marah, marah kenapa coba?"
"Mungkin aja marah karena terlalu lama sendiri dan ngak ada yang ngajakin dia main"Jawab redo
"Aduh ngawur kamu, emang kamu mau main sama hantu, hantu itu tidak ada"
"Mungkin dia lagi galau" jawab redo
"Galau kenapa, semakin ngawur otakmu do, pokoknya hantu itu tidak ada" Bentakku
"Aku rasa hantu yang ada dirumah kosong itu sejenis pocong yang lagi galau karena mantan pacarnya si kunti udah punya pacar baru yaitu genderuwo. Jadi karena pocong lagi galau sehingga lompatannya tidak sempurna dan membuat dia kesandung lalu dia jatuh. Nah suara gaduh yang kita dengar tadi malam itu pasti suara pocong kesandung" Jawab redo meyakinkan
"Mmmm, boleh juga penjelasannya, tapi kalo begok liat-liat tempat dong do. Secara teori mahkluk hidup hanya kawin dengan sesama jenisnya, genderuwo dengan genderuwo, pocong dengan pocong, kuntilanak dengan kuntilanak, mana mungkin mereka kawin dengan jenis yang berbeda, gen nya udah beda, kebayangkan kalau pocong kawin sama kuntilanak jadinya gimana? Trus anaknya kayak apa entar? Masa ada pocong rambutnya panjang dan punggungnya bolong. Itu sama juga kayak lo kawin sama amoeba, lu pernah belajar biologi ngak sih."
"Lagian pocong kan tinggalnya di kuburan dan pocong jalannya lompat-lompat, jarak antara rumah kosong itu dengan kuburan sejauh 7 kilometer, jadi dengan jalan yang lompat-lompat sejauh 7 kilometer maka tidak mungkin dia kuat sampai kerumah kosong itu, paling dia udah kecebur got dan tidak bisa keluar atau kehabisan nafas karena dehidrasi. Jadi ngak mungkin lah ada pocong dirumah itu" Jawabku membantah pendapat redo.
Sementara itu Ade semakin kesal karena mie rebusnya tidak kunjung datang, akhirnya kesabarannya pun habis dan dia mendatangi mbak mbak kantin dan marah-marah.
"Eh mbak, kok mie rebus pesanan saya kok ngak datang-datang ya, udah lapar ni" Bentak ade
"Eh ade, hutang kamu itu udah over limit, bayar dulu hutang-hutanmu yang kemaren, baru bisa pesan makanan lagi" Jawab mbak kantin
"Iya iya saya bayar, takut amat sih mbak, saya kan masih sekolah disini, saya ngak pindah kemana-mana kok mbak"
"Bodo amat, aku ngak peduli, kalau semua ngutang terus, bisa bangkrut aku, perekonomian negara ini bisa hancur tau ngak" Jawab mbak kantin
"Aduh mbak, mana ada hubungannya kantin mbak bangkrut sama perekonomian negara ini" Jawab ade
"Ada lah, kalau saya bangkrut, saya tidak punya pekerjaan, anak-anak saya tidak bisa sekolah, jumlah pengangguran meningkat, lalu saya demo sama presiden minta dicarikan pekerjaan, namun presiden tidak punya solusi, sehingga beritanya tersebar keseluruh negeri, lalu negara gaduh gara-gara berita itu, sehingga ekonomi pun ikut terkena dampak dari kegaduhan ini" Jawab mbak kantin dengan kesalnya.
"Lebay ah mbak ini, iya deh, makasih, makasih, besok saya bayar hutang-hutang saya mbak" Kata ade sambil meninggalkan mbak kantin dan kembali kemeja kami.
Aku dan Redo masih berdebat sengit, kata sepakatpun belum terucap dari mulut kami, masih bertahan dengan perndapat masing-masing.
"Gila tu mbak kantin, pelit amat yakk. Kalian ini ngomongin apa sih, mie kalian tu belum disentuh sama sekali, sini buat aku aja, aku lapar banget ni" Kata ade sambil mengambil mangkok mie ku dan makan dengan lahapnya, saking lahapnya dengan cepat dia menghabiskan semangkuk mie ku dan dengan ia melanjutkan makan dengan mengambil mie punya redo dan dengan cepat pula ia habiskan. Ia makan sangat bernafsu, udah persis kayak seorang yang baru kembali dari tersesat dari hutan belantara selama 1 minggu tanpa makanan. KELAPARAN level Olimpiade.
"Gila lu de, mie kami berdua kamu habiskan sendiri" Kata ku
"Iya ni, pokoknya kamu yang bayar ya mie kami berdua" Kata redo
"Kok aku yang bayar sih, kan kalian yang pesan" Kata ade
"Kan kamu yang habiskan, ada kami suruh kamu makan? Ngak kan, kamu yang bayar besok" Jawabku
"Aduh, nambah lagi deh hutang aku" jawab ade
"Eh kalian lagi ngomongin apa sih, kok sengit sekali, udah kayak para anggota dewan yang lagi bahas anggatan aja" Tanya ade
"Ini ni si Roben ngak percaya kalau dirumah kosong itu ada hantu, katanya itu hanya halusinasi kita aja: Jawab redo
"Emang iya, kamu aja yang penakut, main kabur-kabut aja, aku yang kasih aba-aba malah aku yang ditinggal" Kataku sedikit kesal
"Ya aku ngak mau kita mati kena cekik tu hantu" jawab redo
"Katamu tadi kan hantunya pocong, pocong kan tangannya diikat mana bisa mencekik orang" jawabku
"Ya mana tau tadi malam pocongnya lagi berantam sama genderuwo sehingg ikatannya dilepas"Jawab redo
"Huuuu, mana ada, ngawur aja kamu, pakai akal sehat dong, banyakin senam otak dong" jawabku padahal aku tidak tahu apa ada senam otak.
"Udah-udah jangan ribut, tu lonceng masuk udah bunyi. Kita buktikan aja malam ini. Sehabis pulang ngaji kita adakan penyelidikan. Strateginya kita bahas nanti sore"
Sewaktu jam istirahat, kami membicarakan tentang strategi kami untuk membuktikan apakah dirumah kosong itu ada hantu atau tidak. Dan karena ini adalah misi rahasia, maka kami membicarakan strategi ini ditempat yang sepi dan tidak banyak diperhatikan orang. Dikelas. Kenapa sih? Benar kok karena waktu istirahat adalah saat dimana kelas kami kosong soalnya teman-teman kami yang lain pada keluar semua. Redo dan ade yang paling tahu situasi ini, karena mereka biasanya sering ngumpetin tas teman-teman, aku ngak ikutan sih karena ngumpetin tas itu adalah pekerjaan ngerjain teman yang terlalu ekstrim. Aku sih biasanya yang ringan-ringan aja kayak masukin cicak kedalam tas yang diletakkan dibangku paling depan sendiri (Baca : guru). Mana aku tau kalau itu tasnya guru, kirain itu tas temanku, salah sendiri dong kenapa tasnya ditinggal dikelas.
"Ok pada kesempatan kali ini aku akan menjelaskan bagaimana strategi kita nanti malam untuk memecahkan misteri rumah hantu itu"Kataku memulai percakapan.
"Jadi gimana ben strateginya?"Tanya redo
"Baiklah dengarkan baik-baik ya, strateginya begini......
"Bentar ben, aku ke WC dulu, kebelet pipis ni udah ngak nahan"Kata ade memotong bicaraku
"Kampret lu, kita lagi ngomong serius lu malah kebelet pipis, merusak suasana aja lu, fokus dong fokus"
"Tapi aku udah ngak nahan nih, ntar aku eek dicelana kan malu sama teman-teman ben" Jawab ade sambil memegang tititnya
"Lu mau pipis atau mau eek sih, katanya tadi mau pipis, gimana sih"Bentakku
"Ya mana ada orang eek tanpa pipis ben, orang eek pasti pipis juga dong" Jawab ade
"Iya sih, tapi orang pipis belum tentu harus eek juga kan, lu kebayang ngak kalau lu kencing berdiri disemak-semak trus lu tiba-tiba lu eek dicelana. Ngak pernah kan."Jawabku Kesal
"Tapi kan aku mau eek ben" Kata ade
"Katanya tadi mau pipis"
"Tanya-tanyanya bisa nanti aja ngak, aku udah ngak nahan ni" Jawab ade sambil berlari kekamarWC
"Serah lo deh de, lama-lama aku sunat juga lu" kata redo. Redo belum disunat.
Karena strateginya harus dilakukan tiga orang dan untuk menghindari kesalahfahaman dalam menjalankan misi nanti, kami tidak ingin misi ini gagal karena kalau gagal ada kemungkinan kami bisa dicekik sama si pocong yang mungkin udah bisa melepaskan tali pocongnya sendiri. Dan kalau kami mati, kami ngak bisa lagi nonton kelanjutan sinetron tersanjung, kan ceritanya lagi seru-serunya, sayang kalau terlewat. Jadi kami memutuskan menunggu ade kembali dari WC. Kami menunggu selama 15 menit.
Tak lama kemudian ade akhirnya kembali dari kamar mandi, dari sebelumnya mukanya seperti gorilla kebelet eek dengan muka menunjukkan skala nyeri 7, sekarang mukanya sudah tampak lebih lega. Ngak penting juga ngabahas dia.
"Hei semua, nungguin aku ya" Jawab ade dengan santainya seolah tanpa dosa membiarkan kami hanya untuk nungguin dia dari WC.
"Lama amat sih lu de, lu eek apa beranak sih"Kataku kesal
"Maaf maaf, ada sedikit masalah tadi, aku udah empat hari ngak eek, jadi perlu sedikit tenaga ekstra tadi"Jawab ade
"Udah, udah, ngak penting deh ngebahas kehidupan perEEKan lo ini. Kita harus ngebahas strategi kita buat ntar malam ni. Ayo ben jelaskan strateginya, bentar lagi masuk ni"Kata redo
"Ok ok, terima kasih atas waktunya. Jadi begini strateginya :
Pertama, kita akan pergi mengaji seperti biasanya, untuk menghindari masalah kita pulang telat dari jam sembilan malam, kita akan bilang kalau guru ngaji kita ngak bisa masuk seperti biasanya, jadi kita masuknya agak telat dan kita pulangnya pun agak telat dari biasanya.
Kedua, karena misi ini sangat berbahaya, maka kita harus pulang ngaji lebih awal, karena menurut perkiraanku waktu yang tersedia dari saat pulang ngaji sampai jam normal untuk pulang telat hanya setengah jam, dan itu tidak cukup, jadi kita harus pulang setengah jam lebih awal.
Ketiga, untuk berjaga-jaga kalau-kalau hantunya ngamuk, dan aku kira tidak akan ada hantu disana, kita kan membawa beberapa bungkus kacang atom.
"Eh tunggu, aku boleh nanya ngak, emang apa hubungannya sama kacang atom?" kata ade memotong permbicaraanku
"Tolong jangan potong pembicaraanku, kalau ada pertanyaan nanti saja ketika aku sudah selesai, aku potogn gaji baru tau rasa lu"Jawabku dengan kesal.
"Emang kita digaji ben?"Tanya redo
"Boleh aku lanjutkan ngak"
"Maaf ben, gagal fokus aku, silahkan lanjutkan" kata redo
"Ok akan aku lanjutkan, Keempat, kita akan mengendus-endus secara perlahan mendekati rumah itu dan akan mengintip dari luar jendela. Kelima, ketika terdengar suara-suara aneh dari dalam rumah, kita harus dengan cepat membuka pintu dan masuk kerumah itu, dan kita akan mengetahui apakah yang membuat suara-suara misterius yang mengganggu kita selama ini, dan jangan lupa untuk membawa pentungan dari kayu atau kalau ada yang dari besi itu lebih baik buat berjaga-jaga kalau kita nanti berantem sama hantunya.
"Ok sampai begitulah strateginya, dan jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya"Kataku mengakhiri penjelasannku.
"Aku ingin bertanya ben"Kata ade
"Silahkan"
"Jadi apa fungsi dari kacang atom tadi"Tanya ade
"Kacang atom itu makanan favorite semua orang, semua orang pasti suka makan kacang atom, jadi saya yakin kalau orang aja suka sama kacang atom pasti hantu juga suka"Jawabku
"Oh iya ya, benar juga kata-kata lu ben, tapi masak kita ngak kasih minuman ben, ntar kalau dia keselek, dia ngamuk ntrus mencekik kita gimana, berarti kita harus bawa air juga dong ben"Jawab ade
"Ya udah tugas lo bawa air putih dari rumah, dan Redo membawa kacang atom, dan aku membawa pentungan"
"Kacang atomnya yang rasa keju atau rasa ayam bawang ben"Tanya redo
"Terserah, rasa soto juga boleh, tapi jangan kebanyakan sotonya, ntar lambungnya perih, siapa tau aja hantunya kena penyakit magh"
"Tapi mana ada kacang atom rasa soto ben, adanya rasa ayam bawang ben, gimana boleh ngak"Tanya redo
"Aduh, terserah deh, apa aja yang penting bawa kacang atom"
"Ada pertanyaan lain?"
"Ngak ada ben, aku udah ngerti"Jawab redo
"Kamu udah ngerti de?"
"Udah" Jawab ade
Waktu yang ditunggu-tunggupun tiba, kami sudah pulang dari ngaji malam jam 08:30 malam setengah jam lebih awal dari biasanya. Tentu dengan berbagai macam alasan yang dikarang-karang agar kami bisa pulang cepat. Redo pulang lebih awal karena dapat diliran pertama mengaji, Ade beralasan udah ngak tahan mau eek sehingga dia diberi kesempatan ngaji setelah redo, dan tinggal aku yang belum dapat alasan biar bisa pulang cepat, dan aku bilang kalau besok ada UAN, dan beliau percaya padalah teman-teman sekelasku juga ngaji disana. Kenapa? bukan salah aku kan? Salah sendiri kenapa tidak tanya pada teman-temanku.
Kami langsung menuju kerumah kosong itu, dari kejauhan kami belum mendengar suara-suara aneh itu, kami semakin mendekati rumah itu dan sebelum kami memulai aksi kami, saya kembali menanyakan kesiapan teman-teman saya.
"Kalian udah bawa alat-alat yang aku suruh bawa tadi sore?"Tanyaku
"Udah ben"Jawab ade dan redo serentak
"Redo mana kacang atomnya"?
"Ini ben, kacang atom rasa ayam bawang"Jawab redo
"Ade mana air putihnya"
"Ini ben, aku masukin dalam ember ngak apa-apa kan"Jawab ade
"Aduh kenapa lu masukin dalam ember sih, lu biasa minum pakek ember ya kalau habis makan?"
"Ngak lah ben, masak minum pakek ember sih, kan ada gelass ben"Jawab ade
"Terus, kenapa lu bawak airnya pakek ember???? Lu aja ngak mau minum pekek ember apalagi si hantunya. Alamat sudah lu, bakal kena cekik lu ntar."
"Iya ya ben, terus gimana dong ben, aku takut dicekik ben"
"Tenang, tenang, ngak usah panik, semoga aja hantunya makan kacang atom ngak pakek air"
"Ayo kita mendekat kerumah itu, ingat jangan bikin suara tiba-tiba dan jangan buat gerakan mendadak dan kabur tiba-tiba seperti tempo hari"Jelasku
"Ok ben, dimengerti" Kata redo berbisik ditelingaku
"Ngak usah ngomong ditelinga aku gitu bisa ngak do, geli tau ngak"Jawabku
Kami pun perlahan-lahan mendekati rumah kosong itu. Aku berjalan dan menjaga agar tidak ada sedikitpun termasuk berhati-hati jika terinjak tahi kucing karena kalau terinjak akan menimbulkan masalah baru, yaitu aku harus menghadapi tiga bau, pertama bau sihantu yang kemungkinan tidak pernah mandi, kedua bau tai kucing yang terinjak, dan ketiga bau mulut redo yang jarang sikat gigi dan barusan habis makan jengkol. Sementara ade dan redo berjalan merangkak sambil merangkak, seperti tentara yang lagi perang.
"Lu berdua kenapa jalan merangkak tengkurap seperti itu sih? Kita kan ngak lagi perang, jalannya biasa aka dong"
"Ini agar kita tidak kelihatan sama hantunya ben, dan untuk berjaga-jaga kalau hantunya pocong, kan pocong ngak bisa menunduk kebawah jadi kita aman dari pencekikan"Jawab Ade
"Hmmm, benar juga sih" Kami bertiga berjalan merangkak sambil tengkurap. Perlahan-lahan kami menuju rumah itu sambil menghindari tai kucing yang berserakan ditanah agar tidak kena muka kami bertiga.
Kami mengintip dari luar jendela, tetapi karena rumah itu sudah lama kosong, kacanya sudah tertutupi debu sehingga tidak kelihatan dari luar. Tiba-tiba terdengar suara aneh itu lagi dari dalam rumah, seperti suara kaleng jatuh berserakan dilantai dan tiba-tiba kami mencium bau yang aneh tetapi tidak asing bagi kami, seperti bau bangkai, bangkai tikus tepatnya. Ade dan redo ketakutan, ade mencoba lari tapi ditahan tangannya oleh redo, sementara aku sibuk menutupi pantat redo dengan sendal agar dia tidak kentut yang bisa menambah masalah kami. Sebagai pemimpin tim, aku mencoba tegar dan memberanikan diri (baca :pura-pura).
"Kalian tenang, jangan takut, kita harus fokus, masih ingat kan rencana kita tadi sore, kita harus jalankan sekarang juga rencananya"Jawabku menenangkan
"Ngak ingat ben, aku udah ngak tahan ni , pengen kentut, lepasin sandalnya dong"Jawab redo sambil menahan kentutnya
"Akhhhh, kalian ini bagaimana sih, situasi genting begini malah pengen kentut, udah tahan aja, ayo kita dobrak pintunya dan kita ungkap apa penyebab suara berisik dari dalam rumah ini"
"Tapi ben, ntar kalau kita dicekik gimana? Kita pulang aja yuk. Mana sekarang ada bau bangkai lagi, ini pasti mayat korban cekikan sihantu ben."Kata ade
"Ngak ada ngak ada, kita harus lanjutkan misi kita. Kamu bawak kacang atomnya kan?"
"Ini ben, aku kantongin"Jawab ade
"Bagus bagus, ayo kita mulai bergerak"
"Tapi aku lapar ben"Jawab ade
"Kampret kacang atomnya bukan buat lu, tapi buat hantunya, begok"Gertakku
"Oh kirain buat kita ben, habisnya aku lapar sih, tadi belum makan malam ben"Jawab ade
"Udah udah kita mulai sekarang ya, kita bertiga akan bersama-sama mendobrak pintunya"
Kamipun mendobrak pintunya secara serentak, dan sialnya pintunya ternyata sudah rusak kuncinya sehingga membuat kami tersungkur kedepan dan berguling jatuh kelantai. Rumah itu memang menyeramkan, atapnya dipenuhi sawang dan sarang laba-laba, kursi-kursi berserakan, lampunya pijarnya sudah redup, lantainya kotor dan banyak bangkai tikus. Tetapi kami tidak menemukan sang hantu disana baik pocong, genderuwo ataupun kuntilanak seperti yang disangkakan redo.
"Tu kan ngak ada, apa-apa do, emang ngak ada hantu disini"Kataku
"Mana tau aja hantunya lagi ngumpet dibelakang ben, kita kan belum periksa seluruh ruangan dirumah ini"Jawab redo
"Ok baiklah kita akan periksa rumah ini"
Kamipun memeriksa seluruh ruangan, mulai dari kamar tidur, kamar mandi sampai dapur, namun kami tidak menemukan sang hantu. Tetapi kami menemukan sesosok makhluk aneh nan menyeramkan didapur, tigginya sekitar 10 cm, bertaring tajam, berbulu lebat, penuh luka codet dimuka dan kepalanya, jari-jari tangan dan kakinya tajam sekali, terlihat samar-samar dikegelapan, hanya matanya yang bersinar terang tetapi menakutkan. Mungkin itu ucok baba yang versi preman kampung. Ternyata bukan, itu kucing garong yang suka berburu tikus dirumah ini, kucing garong ini biasanya galak, suka menyerang apapun, dari ayam, anjing sampai orang. Dan kami bertiga orang. Dan kamipun jadi bulan-bulanan dikejar sikucing garong.
Kucing garong itu terus mengejar kami didapur, karena ruangan itu gelap, sesekali kami tersungkur jatuh kelantai, ade berlari berputar-putar dapur sambil berteriak kencang meneriakkan mamanya, sementara redo berlari sambil menangis ditambah mengeluarkan aroma busuk dari kentutnya. Akupun berusaha terus berlari dari kejaran kucing garong itu sambil memikirkan strategi agar bisa kabur dari kejaran kucing garong itu.
"Ade, mana kacang atomnya, berikan padaku"Kataku
"Ini ben, tapi bagi aku dikit ya, aku lapar"Jawab ade memberikan kacang atomnya padaku
"Bukan buat lu, tapi buat kucing ini"jawabku
Akupun melempar semua kacang atom kepada kucing itu dan dia berhenti mengejar kami dan memakan kacangnya dengan lahap. Dan kamipun selamat dari cakaran sikucing garong.
"Sepertinya kucingnya suka kacang atomnya deh ben"Kata redo
"Kan udah aku bilang, semua orang suka kacang atom"
"Udah udah, ayo kita tinggalkan rumah ini sebelum kucingnya mencakar kita"
Kamipun meninggalkan dapur dan menuju keluar dari rumah itu.
"Benar kan kataku, rumah ini ngak ada hantunya"Kataku dengan percaya diri
"Tapi suara berisik dan bau bangkai itu ben dari mana asalnya?"Tanya ade
"Ya dari suara kucingnya lah yang lagi berburu tikus, dan bau bangkai itu adalah bau bangkai tikus yang mati"Jawabku
"Hmmm benar juga sih ben, tapi kamu berani jamin ngak kalau rumah ini benar-benar ngak ada hantunya?"Kata ade
"Tenang aja, pokoknya aku jamin rumah ini ngak ada hantunya deh"
"Wah hebat kamu ben, terima kasih ben, kamu telah mengeluarkan kami berdua dari jurang ketakutan kami terhadap hantu pocong, genderuwo, kuntilanak dan koloni-koloninya"Kata ade
"Ah ini bukan berkatku, ini berkat kerjasama tim kita, kalau ngak ada kalian berdua mana bisa aku melakukannya sendiri. Sudahlah ayo kita pulang, udah malam ni, teman-teman kita pasti sudah pulang ngaji"
Kami bertiga berjalan menuju keluar rumah kosong itu untuk pulang kerumah kami, namun tiba-tiba kami dikagetkan dengan sesosok makhluk yang tersamar oleh kegelapan yang berdiri agak membungku tetap didepan pintu utama dan menatap kearah kami. Dilihat dari cirinya yang berdiri tegak, berkaki dua, berambut sebahu warna putih, memakai sarung dan membawa senter, kami berkesimpulan bahwa makhluk itu adalah manusia.
"Ben, kamu liat ngak apa itu yang ada didepan pintu"Kata redo
"Iya aku liat do, tenang itu pasti orang, bukan hantu"
"Kayaknya itu hantu yang menyerupai manusia deh ben"Kata redo ketakukan
"Iya ben kayaknya dia hantu, liat dia memandangi kita dari tadi ben, aku takut ben"Kata ade
"Ok ok , kalian jangan panik, ingat strategi kita, kalau bertemu hantu. Jangan buat gerakan secara mendadak, kalau ngak kita akan dikejar, dan kamu do jangan kentut"
"Ok ben"Kata redo
Kami bertiga berjalan pelan-pelan menuju kepada sosok menyeramkan itu dan tiba-tiba sosok itu mengarahkan senternya kepada kami dan dia berkata secara lirih "Deekkkk". Karena kami sangat ketakukan, kami mengabaikan panggilan sosok itu, sehingga dia berjalan cepat kearah kami.
"Hei anak-anak nakal, ngapain kalian malam-malam gini dirumah kosong ini? Mau pesta narkoba ya"Kata sosok itu sambil berjalan kearah kami.
Kami pun diam tak bergerak ditempat kami, aku terdiam tak berkata apa-apa, bunyi gertakan gigi ade terdengar keras karena takut, sedangkan redo seperti biasa kentut dan kali ini karena takutnya berlebihan dia mengeluarkan ampasnya. Lengkap sudah, aku pasrah, mungkin ini adalah takdirku, harus berakhir dicekik hantu dirumah hantu bersama teman-teman cemen ini pula. Sepertinya mimpiku untuk mati keren seperti mati dimedan tempur membela negara kayak yang aku lihat difilm-film itu sirna sudah.
"Sahabatku, ade, redo, sepertinya ini adalah akhir kita, apa kalian ada kata-kata terakhir?
"Ade ben....kata redo
"Aku duluan yang ngucapin ya do"Kata ade
"Biar aku aja yang duluan, kan aku pemimpin tim ini"Kataku
"Aku dong ben, aku udah ngak tahan ni"Pinta redo
Dasar bocah-bocah, disaat seperti ini masih aja ngak mau ngalah. Makhluk itu semakin mendekati kami dan kami bertiga menutup mata kami karena ketakutan.
"Hei, anak-anak nakal, Ngapain kalian malam-malam gini disini, mau pesta narkoba ya" Jawab mahkluk tadi tepat didepan kami, sementara kami masih menutup mata kami.
"Hei, ngapain kalian pakek tutup-tutup mata segala, buka-buka, jawab pertanyaan saya, ngapain malam-malam begini disini"Kata mahkluk itu, dan sepertinya makhluk itu bukan hantu, melainkan manusia. Kamipun membuka mata kami dan ternyata benar itu adalah manusia.
"Bapak siapa? Bukan hantu kan?"Tanyaku
"Ya bukanlah, saya penjaga rumah ini, tiap malam saya kesini buat ngecek rumah ini"
"Kok kami ngak pernah nampak bapak?"Tanyaku
"Emangnya saya harus laporan sama kalian kalau saya mau kesini, emang kalian siapa?"Jawab bapak itu
"Ngak ada hantu kan pak dirumah ini?"Tanyaku
"Ya ngak lah, mana ada hantu disini, paling kucing yang lagi ngejar tikus."
"Kalian ngapain disini?"Tanya bapak itu
"begini pak, kami kalau pulang dari ngaji lewat depan rumah ini selalu mendengar suara berisik dari dalam rumah itu pak, kata teman saya itu hantu, makanya kami kesini buat ngebuktiin itu hantu atau tidak, eh ternyata benar dugaanku, emang ngak ada hantu dirumah ini, hehe. Maaf ya pak"
"Ya iya lah, mana ada hantu, suara itu pasti suara kucing saya yang sengaja saya lepas disini biar sekalian ngusir tikus. udah pulang sana, ntar orangtua kalian nyariin kalian lagi"kata bapak itu
"Iya pak, kami pulang dulu ya pak"
Kamipun berjalan pulang dan sepertinya kami terlambat pulang jam sudah menunjukkan pukul 21:30 malam, biasanya jam sembilan malam kami sudah pulang ngaji. Dan sepertinya aku akan kena marah sama ibu bapakku. Aku akan kena omel ibuku yang omelannya panjang lebar seperti presiden yang lagi berpidato kenegaraan. Dan aku juga akan kena marah dan kena jewer kuping sama bapakku, jeweran bapakku itu sangat perih, udah kayak gigitan Mike Tycoon ke telinganya Evander Holyfield perihnya.
"Kamu kentut ya do?" Tanyaku menuduh redo
"Iya ben, Aku kalau takut kentut kadang sampai keluar ampasnya, aku gitu orangnya" Jawab redo dengan muka pucat.
"Brengsek kamu do, disaat situasi genting seperti ini kamu malah menambah penderitaan kami" Timbrung ade.
Kami harus bertahan hidup melewati rumah hantu itu dengan menahan nafas agar tidak terhirup gas beracun kentut redo.
"Udah, udah, jangan ribut, ntar hantunya keluar dan mencekik kita"
"Iya, kukunya kan kotor, ngebersihinnya kan susah, sabun dirumahku lagi habis" Kata ade
"Kalau kamu dicekik bukannya kotor lagi, malah bisa mati" Bentakku dengan suara berbisik.
"Iya ya ben, gawat kalau aku mati, PR matematika ku belum selesai, ntar besok gimana, pasti bu guru marah.
"Lu tu begok atau gimana sih? udah udah, jangan ribut dan jangan buat gerakan mendadak, kita akan lari dalam hitungan ketiga. Satu, dua......
Ade dan redo langsung kabur meninggalkanku, kampret banget tu orang berdua.
"Hei kampret, kenapa lari duluan, tunggu aku" Kataku sambil berlari mengejar mereka.
"Sory ben, aku kaget tadi" Sahut redo.
"Awas kalian yang, aku tangkap kalian, aku seret kedalam rumah hantu itu biar kalian dicekik"
"Jangan ben, aku masih ingin hidup, aku masih ingin makan dikantin besok pagi" Sahut ade.
"Bodo amat, awas kalian"
Aku gagal mengejar mereka, mereka pulang kerumah mereka masing-masing, akupun langsung masuk kerumahku dengan nafas terengah-engah, badanku yang kurus membuatku seperti orang bengek yang sedang sesak nafas. Ibu dan bapakku duduk berdua disofa sedang menonton televisi berdua, kepala ibuku bersandar dibahu bapakku, mereka berdua berbincang-bincang sambil tertawa-tawa, ahhh romantis sekali. Melihat kemesraan mereka berdua membuatku turut bahagia, dan akupun rasanya ingin menikah juga, dan aku sadar ternyata aku masih SD, disunat aja belum, kencing masing mereng kesamping, kekamar mandi aja masih minta ditemenin ibu.
"Kenapa kamu ben, kok ngos-ngosan gitu?, Dikejar anjing ya? Atau dikejar banci cap kecoa?"Tanya ibu
"Ini lebih dari itu bu, kami dikejar hantu" Jawabku dengan nafas terengah engah
"Ah kau ini, penakut kali, mana ada hantu, itu cuma khayalan kau aja" Sahut bapakku
"Benar pak, hantunya ada didalam rumah kosong arah rumah pak shaleh guru ngaji aku"
"Dengar ben, kita sebagai orang muslim, tidak boleh percaya sama hal semacam itu, takhayul itu, kita harus percaya sama tuhan" Jawab bapakku
"Kata orang hantu itu bisa nyekik kita ya pak?"
"Kan udah bapak bilang ngak ada yang namanya hantu, lagian kita kan dijaga sama tuhan, mana berani hantu nyekik kita" Tegas bapakku
"Oh gitu ya pak" Jawabku bingung
"Sudah sana minum air putih, habis itu langsung tidur kekamar" Pinta ibuku
"Baik bu" Jawabku segera kedapur untuk mengambi air putih.
Dikamar aku merenung dan berfikir tentang ucapan bapakku sambil meminum segelas air putih dengan cara dihirup, tangan kananku memegang pena seperti orang merokok dan tangan kiriku menggaruk-garuk bagian belakang kepalaku. Betapa kerennya gayaku, tetapi kalau diperhatikan lebih seksama gayaku tidak keren malah lebih mirip kayak monyet habis pertunjukan topeng monyet yang lagi menggaruk-garuk kepalanya, bisa dibuktikan dengan ekspresi mukaku yang sedang berfikir keras.
"Hantu itu ada ngak ya"
"Mungkin bapak ada benarnya juga, kan aku belum pernah melihat hantu, jadi ngak ada bukti dong kalau hantu itu ada"
"Tapi suara berisik dirumah kosong itu.....suara apa ya"
Sekarang dibenakku ada dua pendapat yang sama kuatnya, perdapat pertama yaitu pendapat orang-orang kalau hantu itu ada, apalagi dirumah kosong itu, pasti sarangnya hantu. Pendapat kedua yaitu pendapat bapakku yang mengatakan kalau hantu itu tidak ada, itu hanya halusinasi kita saja yang muncul karena rasa takut yang berlebihan.
Hal ini membuatku malam itu susah tidur, biasanya ibuku mengecek apakah aku sudah tidur atau belum, dan akupun berpura-pura tidur dengan berpura-pura memejamkan mata sambil tidur tengkurap dan tidak menjawab sahutan pertanyaan ibuku.
"Roben kamu sudah tidur belum" Tanya ibuku sambil mengusap kakiku
Aku tidak menjawab, dan ibuku berlalu pergi sambil mengunci pintu kamarku dan mematikan lampu. Ketika ibuku pergi akupun langsung terbangun dan kembali menghidupkan lampu. Malam itu aku terus berfikir keras memilih pendapat yang mana yang paling benar. Otakku yang kapasitasnya kecil yang kalau ibarat kompeter masih model lama jenis Pentium I yang CPU nya baring dan monitornya diletakkan diatas CPU dan kalau kalian pernah menggunakan komputer jenis ini seharusnya kalian sudah menikah sekarang. Dan aku pernah menggunakannya, dan aku belum menikah sekarang.
Otakku tentu tidak dapat berfikir seberat itu, namun usaha dengan tekad dan usaha keras untuk memecahkan misteri ini, akhirnya aku bisa menarik satu kesimpulan, ya walaupun dengan mengorbankan sesuatu akibat betapa kerasnya aku berfikir. Aku amnesia satu minggu.
Kesimpulannya adalah hantu itu tidak ada.
Disekolah saya bertemu dengan Ade dan Redo, kami mengobrol dikantin sekolah sambil makan mie rebus tanpa telor, tanpa bawang, tanpa seledri, tanpa daun bawang dan tanpa membayar (Baca : Ngutang), kenapa sih dengan ngutang, kan ngak apa-apa soalnya harga mie dikantin sekolahku kan mahal, kayak dibandara-bandara. Harganya Rp. 500/Porsi.
Kami terlibat perdebatan sengit yang akan menentukan arah dunia permistisan dimasa yang akan datang. Aku berpendapat kalau hantu itu tidak ada, hanya halusinasi saja, Redo berpendapat kalau hantu itu ada dibuktikan dengan suara-suara yang kami dengar dirumah kosong itu, sementara Ade terlihat gundah gulana karena mie dari tadi belum datang-datang juga, ngak tahu kenapa padahal mie aku dan Redo sudah datang, mungkin hutangnya sudah overlimit sehingga otomatis menolak pesanan jika hutangnya belum dibayar.
"Teman-teman dengarkan aku, Hantu itu tidak ada" Kataku dengan muka serius, sementara Ade masih sibuk dengan pesanan mie rebus ngutangnya yang belum datang juga.
"Apaa....yang benar aja kamu ben, udah jelas-jelas kita dengar suara gaduh dirumah kosong itu tadi malam, pasti itu suara hantu yang marah" Jawab redo
"Ah ngak mungkin, mana ada hantu marah, marah kenapa coba?"
"Mungkin aja marah karena terlalu lama sendiri dan ngak ada yang ngajakin dia main"Jawab redo
"Aduh ngawur kamu, emang kamu mau main sama hantu, hantu itu tidak ada"
"Mungkin dia lagi galau" jawab redo
"Galau kenapa, semakin ngawur otakmu do, pokoknya hantu itu tidak ada" Bentakku
"Aku rasa hantu yang ada dirumah kosong itu sejenis pocong yang lagi galau karena mantan pacarnya si kunti udah punya pacar baru yaitu genderuwo. Jadi karena pocong lagi galau sehingga lompatannya tidak sempurna dan membuat dia kesandung lalu dia jatuh. Nah suara gaduh yang kita dengar tadi malam itu pasti suara pocong kesandung" Jawab redo meyakinkan
"Mmmm, boleh juga penjelasannya, tapi kalo begok liat-liat tempat dong do. Secara teori mahkluk hidup hanya kawin dengan sesama jenisnya, genderuwo dengan genderuwo, pocong dengan pocong, kuntilanak dengan kuntilanak, mana mungkin mereka kawin dengan jenis yang berbeda, gen nya udah beda, kebayangkan kalau pocong kawin sama kuntilanak jadinya gimana? Trus anaknya kayak apa entar? Masa ada pocong rambutnya panjang dan punggungnya bolong. Itu sama juga kayak lo kawin sama amoeba, lu pernah belajar biologi ngak sih."
"Lagian pocong kan tinggalnya di kuburan dan pocong jalannya lompat-lompat, jarak antara rumah kosong itu dengan kuburan sejauh 7 kilometer, jadi dengan jalan yang lompat-lompat sejauh 7 kilometer maka tidak mungkin dia kuat sampai kerumah kosong itu, paling dia udah kecebur got dan tidak bisa keluar atau kehabisan nafas karena dehidrasi. Jadi ngak mungkin lah ada pocong dirumah itu" Jawabku membantah pendapat redo.
Sementara itu Ade semakin kesal karena mie rebusnya tidak kunjung datang, akhirnya kesabarannya pun habis dan dia mendatangi mbak mbak kantin dan marah-marah.
"Eh mbak, kok mie rebus pesanan saya kok ngak datang-datang ya, udah lapar ni" Bentak ade
"Eh ade, hutang kamu itu udah over limit, bayar dulu hutang-hutanmu yang kemaren, baru bisa pesan makanan lagi" Jawab mbak kantin
"Iya iya saya bayar, takut amat sih mbak, saya kan masih sekolah disini, saya ngak pindah kemana-mana kok mbak"
"Bodo amat, aku ngak peduli, kalau semua ngutang terus, bisa bangkrut aku, perekonomian negara ini bisa hancur tau ngak" Jawab mbak kantin
"Aduh mbak, mana ada hubungannya kantin mbak bangkrut sama perekonomian negara ini" Jawab ade
"Ada lah, kalau saya bangkrut, saya tidak punya pekerjaan, anak-anak saya tidak bisa sekolah, jumlah pengangguran meningkat, lalu saya demo sama presiden minta dicarikan pekerjaan, namun presiden tidak punya solusi, sehingga beritanya tersebar keseluruh negeri, lalu negara gaduh gara-gara berita itu, sehingga ekonomi pun ikut terkena dampak dari kegaduhan ini" Jawab mbak kantin dengan kesalnya.
"Lebay ah mbak ini, iya deh, makasih, makasih, besok saya bayar hutang-hutang saya mbak" Kata ade sambil meninggalkan mbak kantin dan kembali kemeja kami.
Aku dan Redo masih berdebat sengit, kata sepakatpun belum terucap dari mulut kami, masih bertahan dengan perndapat masing-masing.
"Gila tu mbak kantin, pelit amat yakk. Kalian ini ngomongin apa sih, mie kalian tu belum disentuh sama sekali, sini buat aku aja, aku lapar banget ni" Kata ade sambil mengambil mangkok mie ku dan makan dengan lahapnya, saking lahapnya dengan cepat dia menghabiskan semangkuk mie ku dan dengan ia melanjutkan makan dengan mengambil mie punya redo dan dengan cepat pula ia habiskan. Ia makan sangat bernafsu, udah persis kayak seorang yang baru kembali dari tersesat dari hutan belantara selama 1 minggu tanpa makanan. KELAPARAN level Olimpiade.
"Gila lu de, mie kami berdua kamu habiskan sendiri" Kata ku
"Iya ni, pokoknya kamu yang bayar ya mie kami berdua" Kata redo
"Kok aku yang bayar sih, kan kalian yang pesan" Kata ade
"Kan kamu yang habiskan, ada kami suruh kamu makan? Ngak kan, kamu yang bayar besok" Jawabku
"Aduh, nambah lagi deh hutang aku" jawab ade
"Eh kalian lagi ngomongin apa sih, kok sengit sekali, udah kayak para anggota dewan yang lagi bahas anggatan aja" Tanya ade
"Ini ni si Roben ngak percaya kalau dirumah kosong itu ada hantu, katanya itu hanya halusinasi kita aja: Jawab redo
"Emang iya, kamu aja yang penakut, main kabur-kabut aja, aku yang kasih aba-aba malah aku yang ditinggal" Kataku sedikit kesal
"Ya aku ngak mau kita mati kena cekik tu hantu" jawab redo
"Katamu tadi kan hantunya pocong, pocong kan tangannya diikat mana bisa mencekik orang" jawabku
"Ya mana tau tadi malam pocongnya lagi berantam sama genderuwo sehingg ikatannya dilepas"Jawab redo
"Huuuu, mana ada, ngawur aja kamu, pakai akal sehat dong, banyakin senam otak dong" jawabku padahal aku tidak tahu apa ada senam otak.
"Udah-udah jangan ribut, tu lonceng masuk udah bunyi. Kita buktikan aja malam ini. Sehabis pulang ngaji kita adakan penyelidikan. Strateginya kita bahas nanti sore"
Sewaktu jam istirahat, kami membicarakan tentang strategi kami untuk membuktikan apakah dirumah kosong itu ada hantu atau tidak. Dan karena ini adalah misi rahasia, maka kami membicarakan strategi ini ditempat yang sepi dan tidak banyak diperhatikan orang. Dikelas. Kenapa sih? Benar kok karena waktu istirahat adalah saat dimana kelas kami kosong soalnya teman-teman kami yang lain pada keluar semua. Redo dan ade yang paling tahu situasi ini, karena mereka biasanya sering ngumpetin tas teman-teman, aku ngak ikutan sih karena ngumpetin tas itu adalah pekerjaan ngerjain teman yang terlalu ekstrim. Aku sih biasanya yang ringan-ringan aja kayak masukin cicak kedalam tas yang diletakkan dibangku paling depan sendiri (Baca : guru). Mana aku tau kalau itu tasnya guru, kirain itu tas temanku, salah sendiri dong kenapa tasnya ditinggal dikelas.
"Ok pada kesempatan kali ini aku akan menjelaskan bagaimana strategi kita nanti malam untuk memecahkan misteri rumah hantu itu"Kataku memulai percakapan.
"Jadi gimana ben strateginya?"Tanya redo
"Baiklah dengarkan baik-baik ya, strateginya begini......
"Bentar ben, aku ke WC dulu, kebelet pipis ni udah ngak nahan"Kata ade memotong bicaraku
"Kampret lu, kita lagi ngomong serius lu malah kebelet pipis, merusak suasana aja lu, fokus dong fokus"
"Tapi aku udah ngak nahan nih, ntar aku eek dicelana kan malu sama teman-teman ben" Jawab ade sambil memegang tititnya
"Lu mau pipis atau mau eek sih, katanya tadi mau pipis, gimana sih"Bentakku
"Ya mana ada orang eek tanpa pipis ben, orang eek pasti pipis juga dong" Jawab ade
"Iya sih, tapi orang pipis belum tentu harus eek juga kan, lu kebayang ngak kalau lu kencing berdiri disemak-semak trus lu tiba-tiba lu eek dicelana. Ngak pernah kan."Jawabku Kesal
"Tapi kan aku mau eek ben" Kata ade
"Katanya tadi mau pipis"
"Tanya-tanyanya bisa nanti aja ngak, aku udah ngak nahan ni" Jawab ade sambil berlari kekamarWC
"Serah lo deh de, lama-lama aku sunat juga lu" kata redo. Redo belum disunat.
Karena strateginya harus dilakukan tiga orang dan untuk menghindari kesalahfahaman dalam menjalankan misi nanti, kami tidak ingin misi ini gagal karena kalau gagal ada kemungkinan kami bisa dicekik sama si pocong yang mungkin udah bisa melepaskan tali pocongnya sendiri. Dan kalau kami mati, kami ngak bisa lagi nonton kelanjutan sinetron tersanjung, kan ceritanya lagi seru-serunya, sayang kalau terlewat. Jadi kami memutuskan menunggu ade kembali dari WC. Kami menunggu selama 15 menit.
Tak lama kemudian ade akhirnya kembali dari kamar mandi, dari sebelumnya mukanya seperti gorilla kebelet eek dengan muka menunjukkan skala nyeri 7, sekarang mukanya sudah tampak lebih lega. Ngak penting juga ngabahas dia.
"Hei semua, nungguin aku ya" Jawab ade dengan santainya seolah tanpa dosa membiarkan kami hanya untuk nungguin dia dari WC.
"Lama amat sih lu de, lu eek apa beranak sih"Kataku kesal
"Maaf maaf, ada sedikit masalah tadi, aku udah empat hari ngak eek, jadi perlu sedikit tenaga ekstra tadi"Jawab ade
"Udah, udah, ngak penting deh ngebahas kehidupan perEEKan lo ini. Kita harus ngebahas strategi kita buat ntar malam ni. Ayo ben jelaskan strateginya, bentar lagi masuk ni"Kata redo
"Ok ok, terima kasih atas waktunya. Jadi begini strateginya :
Pertama, kita akan pergi mengaji seperti biasanya, untuk menghindari masalah kita pulang telat dari jam sembilan malam, kita akan bilang kalau guru ngaji kita ngak bisa masuk seperti biasanya, jadi kita masuknya agak telat dan kita pulangnya pun agak telat dari biasanya.
Kedua, karena misi ini sangat berbahaya, maka kita harus pulang ngaji lebih awal, karena menurut perkiraanku waktu yang tersedia dari saat pulang ngaji sampai jam normal untuk pulang telat hanya setengah jam, dan itu tidak cukup, jadi kita harus pulang setengah jam lebih awal.
Ketiga, untuk berjaga-jaga kalau-kalau hantunya ngamuk, dan aku kira tidak akan ada hantu disana, kita kan membawa beberapa bungkus kacang atom.
"Eh tunggu, aku boleh nanya ngak, emang apa hubungannya sama kacang atom?" kata ade memotong permbicaraanku
"Tolong jangan potong pembicaraanku, kalau ada pertanyaan nanti saja ketika aku sudah selesai, aku potogn gaji baru tau rasa lu"Jawabku dengan kesal.
"Emang kita digaji ben?"Tanya redo
"Boleh aku lanjutkan ngak"
"Maaf ben, gagal fokus aku, silahkan lanjutkan" kata redo
"Ok akan aku lanjutkan, Keempat, kita akan mengendus-endus secara perlahan mendekati rumah itu dan akan mengintip dari luar jendela. Kelima, ketika terdengar suara-suara aneh dari dalam rumah, kita harus dengan cepat membuka pintu dan masuk kerumah itu, dan kita akan mengetahui apakah yang membuat suara-suara misterius yang mengganggu kita selama ini, dan jangan lupa untuk membawa pentungan dari kayu atau kalau ada yang dari besi itu lebih baik buat berjaga-jaga kalau kita nanti berantem sama hantunya.
"Ok sampai begitulah strateginya, dan jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya"Kataku mengakhiri penjelasannku.
"Aku ingin bertanya ben"Kata ade
"Silahkan"
"Jadi apa fungsi dari kacang atom tadi"Tanya ade
"Kacang atom itu makanan favorite semua orang, semua orang pasti suka makan kacang atom, jadi saya yakin kalau orang aja suka sama kacang atom pasti hantu juga suka"Jawabku
"Oh iya ya, benar juga kata-kata lu ben, tapi masak kita ngak kasih minuman ben, ntar kalau dia keselek, dia ngamuk ntrus mencekik kita gimana, berarti kita harus bawa air juga dong ben"Jawab ade
"Ya udah tugas lo bawa air putih dari rumah, dan Redo membawa kacang atom, dan aku membawa pentungan"
"Kacang atomnya yang rasa keju atau rasa ayam bawang ben"Tanya redo
"Terserah, rasa soto juga boleh, tapi jangan kebanyakan sotonya, ntar lambungnya perih, siapa tau aja hantunya kena penyakit magh"
"Tapi mana ada kacang atom rasa soto ben, adanya rasa ayam bawang ben, gimana boleh ngak"Tanya redo
"Aduh, terserah deh, apa aja yang penting bawa kacang atom"
"Ada pertanyaan lain?"
"Ngak ada ben, aku udah ngerti"Jawab redo
"Kamu udah ngerti de?"
"Udah" Jawab ade
Waktu yang ditunggu-tunggupun tiba, kami sudah pulang dari ngaji malam jam 08:30 malam setengah jam lebih awal dari biasanya. Tentu dengan berbagai macam alasan yang dikarang-karang agar kami bisa pulang cepat. Redo pulang lebih awal karena dapat diliran pertama mengaji, Ade beralasan udah ngak tahan mau eek sehingga dia diberi kesempatan ngaji setelah redo, dan tinggal aku yang belum dapat alasan biar bisa pulang cepat, dan aku bilang kalau besok ada UAN, dan beliau percaya padalah teman-teman sekelasku juga ngaji disana. Kenapa? bukan salah aku kan? Salah sendiri kenapa tidak tanya pada teman-temanku.
Kami langsung menuju kerumah kosong itu, dari kejauhan kami belum mendengar suara-suara aneh itu, kami semakin mendekati rumah itu dan sebelum kami memulai aksi kami, saya kembali menanyakan kesiapan teman-teman saya.
"Kalian udah bawa alat-alat yang aku suruh bawa tadi sore?"Tanyaku
"Udah ben"Jawab ade dan redo serentak
"Redo mana kacang atomnya"?
"Ini ben, kacang atom rasa ayam bawang"Jawab redo
"Ade mana air putihnya"
"Ini ben, aku masukin dalam ember ngak apa-apa kan"Jawab ade
"Aduh kenapa lu masukin dalam ember sih, lu biasa minum pakek ember ya kalau habis makan?"
"Ngak lah ben, masak minum pakek ember sih, kan ada gelass ben"Jawab ade
"Terus, kenapa lu bawak airnya pakek ember???? Lu aja ngak mau minum pekek ember apalagi si hantunya. Alamat sudah lu, bakal kena cekik lu ntar."
"Iya ya ben, terus gimana dong ben, aku takut dicekik ben"
"Tenang, tenang, ngak usah panik, semoga aja hantunya makan kacang atom ngak pakek air"
"Ayo kita mendekat kerumah itu, ingat jangan bikin suara tiba-tiba dan jangan buat gerakan mendadak dan kabur tiba-tiba seperti tempo hari"Jelasku
"Ok ben, dimengerti" Kata redo berbisik ditelingaku
"Ngak usah ngomong ditelinga aku gitu bisa ngak do, geli tau ngak"Jawabku
Kami pun perlahan-lahan mendekati rumah kosong itu. Aku berjalan dan menjaga agar tidak ada sedikitpun termasuk berhati-hati jika terinjak tahi kucing karena kalau terinjak akan menimbulkan masalah baru, yaitu aku harus menghadapi tiga bau, pertama bau sihantu yang kemungkinan tidak pernah mandi, kedua bau tai kucing yang terinjak, dan ketiga bau mulut redo yang jarang sikat gigi dan barusan habis makan jengkol. Sementara ade dan redo berjalan merangkak sambil merangkak, seperti tentara yang lagi perang.
"Lu berdua kenapa jalan merangkak tengkurap seperti itu sih? Kita kan ngak lagi perang, jalannya biasa aka dong"
"Ini agar kita tidak kelihatan sama hantunya ben, dan untuk berjaga-jaga kalau hantunya pocong, kan pocong ngak bisa menunduk kebawah jadi kita aman dari pencekikan"Jawab Ade
"Hmmm, benar juga sih" Kami bertiga berjalan merangkak sambil tengkurap. Perlahan-lahan kami menuju rumah itu sambil menghindari tai kucing yang berserakan ditanah agar tidak kena muka kami bertiga.
Kami mengintip dari luar jendela, tetapi karena rumah itu sudah lama kosong, kacanya sudah tertutupi debu sehingga tidak kelihatan dari luar. Tiba-tiba terdengar suara aneh itu lagi dari dalam rumah, seperti suara kaleng jatuh berserakan dilantai dan tiba-tiba kami mencium bau yang aneh tetapi tidak asing bagi kami, seperti bau bangkai, bangkai tikus tepatnya. Ade dan redo ketakutan, ade mencoba lari tapi ditahan tangannya oleh redo, sementara aku sibuk menutupi pantat redo dengan sendal agar dia tidak kentut yang bisa menambah masalah kami. Sebagai pemimpin tim, aku mencoba tegar dan memberanikan diri (baca :pura-pura).
"Kalian tenang, jangan takut, kita harus fokus, masih ingat kan rencana kita tadi sore, kita harus jalankan sekarang juga rencananya"Jawabku menenangkan
"Ngak ingat ben, aku udah ngak tahan ni , pengen kentut, lepasin sandalnya dong"Jawab redo sambil menahan kentutnya
"Akhhhh, kalian ini bagaimana sih, situasi genting begini malah pengen kentut, udah tahan aja, ayo kita dobrak pintunya dan kita ungkap apa penyebab suara berisik dari dalam rumah ini"
"Tapi ben, ntar kalau kita dicekik gimana? Kita pulang aja yuk. Mana sekarang ada bau bangkai lagi, ini pasti mayat korban cekikan sihantu ben."Kata ade
"Ngak ada ngak ada, kita harus lanjutkan misi kita. Kamu bawak kacang atomnya kan?"
"Ini ben, aku kantongin"Jawab ade
"Bagus bagus, ayo kita mulai bergerak"
"Tapi aku lapar ben"Jawab ade
"Kampret kacang atomnya bukan buat lu, tapi buat hantunya, begok"Gertakku
"Oh kirain buat kita ben, habisnya aku lapar sih, tadi belum makan malam ben"Jawab ade
"Udah udah kita mulai sekarang ya, kita bertiga akan bersama-sama mendobrak pintunya"
Kamipun mendobrak pintunya secara serentak, dan sialnya pintunya ternyata sudah rusak kuncinya sehingga membuat kami tersungkur kedepan dan berguling jatuh kelantai. Rumah itu memang menyeramkan, atapnya dipenuhi sawang dan sarang laba-laba, kursi-kursi berserakan, lampunya pijarnya sudah redup, lantainya kotor dan banyak bangkai tikus. Tetapi kami tidak menemukan sang hantu disana baik pocong, genderuwo ataupun kuntilanak seperti yang disangkakan redo.
"Tu kan ngak ada, apa-apa do, emang ngak ada hantu disini"Kataku
"Mana tau aja hantunya lagi ngumpet dibelakang ben, kita kan belum periksa seluruh ruangan dirumah ini"Jawab redo
"Ok baiklah kita akan periksa rumah ini"
Kamipun memeriksa seluruh ruangan, mulai dari kamar tidur, kamar mandi sampai dapur, namun kami tidak menemukan sang hantu. Tetapi kami menemukan sesosok makhluk aneh nan menyeramkan didapur, tigginya sekitar 10 cm, bertaring tajam, berbulu lebat, penuh luka codet dimuka dan kepalanya, jari-jari tangan dan kakinya tajam sekali, terlihat samar-samar dikegelapan, hanya matanya yang bersinar terang tetapi menakutkan. Mungkin itu ucok baba yang versi preman kampung. Ternyata bukan, itu kucing garong yang suka berburu tikus dirumah ini, kucing garong ini biasanya galak, suka menyerang apapun, dari ayam, anjing sampai orang. Dan kami bertiga orang. Dan kamipun jadi bulan-bulanan dikejar sikucing garong.
Kucing garong itu terus mengejar kami didapur, karena ruangan itu gelap, sesekali kami tersungkur jatuh kelantai, ade berlari berputar-putar dapur sambil berteriak kencang meneriakkan mamanya, sementara redo berlari sambil menangis ditambah mengeluarkan aroma busuk dari kentutnya. Akupun berusaha terus berlari dari kejaran kucing garong itu sambil memikirkan strategi agar bisa kabur dari kejaran kucing garong itu.
"Ade, mana kacang atomnya, berikan padaku"Kataku
"Ini ben, tapi bagi aku dikit ya, aku lapar"Jawab ade memberikan kacang atomnya padaku
"Bukan buat lu, tapi buat kucing ini"jawabku
Akupun melempar semua kacang atom kepada kucing itu dan dia berhenti mengejar kami dan memakan kacangnya dengan lahap. Dan kamipun selamat dari cakaran sikucing garong.
"Sepertinya kucingnya suka kacang atomnya deh ben"Kata redo
"Kan udah aku bilang, semua orang suka kacang atom"
"Udah udah, ayo kita tinggalkan rumah ini sebelum kucingnya mencakar kita"
Kamipun meninggalkan dapur dan menuju keluar dari rumah itu.
"Benar kan kataku, rumah ini ngak ada hantunya"Kataku dengan percaya diri
"Tapi suara berisik dan bau bangkai itu ben dari mana asalnya?"Tanya ade
"Ya dari suara kucingnya lah yang lagi berburu tikus, dan bau bangkai itu adalah bau bangkai tikus yang mati"Jawabku
"Hmmm benar juga sih ben, tapi kamu berani jamin ngak kalau rumah ini benar-benar ngak ada hantunya?"Kata ade
"Tenang aja, pokoknya aku jamin rumah ini ngak ada hantunya deh"
"Wah hebat kamu ben, terima kasih ben, kamu telah mengeluarkan kami berdua dari jurang ketakutan kami terhadap hantu pocong, genderuwo, kuntilanak dan koloni-koloninya"Kata ade
"Ah ini bukan berkatku, ini berkat kerjasama tim kita, kalau ngak ada kalian berdua mana bisa aku melakukannya sendiri. Sudahlah ayo kita pulang, udah malam ni, teman-teman kita pasti sudah pulang ngaji"
Kami bertiga berjalan menuju keluar rumah kosong itu untuk pulang kerumah kami, namun tiba-tiba kami dikagetkan dengan sesosok makhluk yang tersamar oleh kegelapan yang berdiri agak membungku tetap didepan pintu utama dan menatap kearah kami. Dilihat dari cirinya yang berdiri tegak, berkaki dua, berambut sebahu warna putih, memakai sarung dan membawa senter, kami berkesimpulan bahwa makhluk itu adalah manusia.
"Ben, kamu liat ngak apa itu yang ada didepan pintu"Kata redo
"Iya aku liat do, tenang itu pasti orang, bukan hantu"
"Kayaknya itu hantu yang menyerupai manusia deh ben"Kata redo ketakukan
"Iya ben kayaknya dia hantu, liat dia memandangi kita dari tadi ben, aku takut ben"Kata ade
"Ok ok , kalian jangan panik, ingat strategi kita, kalau bertemu hantu. Jangan buat gerakan secara mendadak, kalau ngak kita akan dikejar, dan kamu do jangan kentut"
"Ok ben"Kata redo
Kami bertiga berjalan pelan-pelan menuju kepada sosok menyeramkan itu dan tiba-tiba sosok itu mengarahkan senternya kepada kami dan dia berkata secara lirih "Deekkkk". Karena kami sangat ketakukan, kami mengabaikan panggilan sosok itu, sehingga dia berjalan cepat kearah kami.
"Hei anak-anak nakal, ngapain kalian malam-malam gini dirumah kosong ini? Mau pesta narkoba ya"Kata sosok itu sambil berjalan kearah kami.
Kami pun diam tak bergerak ditempat kami, aku terdiam tak berkata apa-apa, bunyi gertakan gigi ade terdengar keras karena takut, sedangkan redo seperti biasa kentut dan kali ini karena takutnya berlebihan dia mengeluarkan ampasnya. Lengkap sudah, aku pasrah, mungkin ini adalah takdirku, harus berakhir dicekik hantu dirumah hantu bersama teman-teman cemen ini pula. Sepertinya mimpiku untuk mati keren seperti mati dimedan tempur membela negara kayak yang aku lihat difilm-film itu sirna sudah.
"Sahabatku, ade, redo, sepertinya ini adalah akhir kita, apa kalian ada kata-kata terakhir?
"Ade ben....kata redo
"Aku duluan yang ngucapin ya do"Kata ade
"Biar aku aja yang duluan, kan aku pemimpin tim ini"Kataku
"Aku dong ben, aku udah ngak tahan ni"Pinta redo
Dasar bocah-bocah, disaat seperti ini masih aja ngak mau ngalah. Makhluk itu semakin mendekati kami dan kami bertiga menutup mata kami karena ketakutan.
"Hei, anak-anak nakal, Ngapain kalian malam-malam gini disini, mau pesta narkoba ya" Jawab mahkluk tadi tepat didepan kami, sementara kami masih menutup mata kami.
"Hei, ngapain kalian pakek tutup-tutup mata segala, buka-buka, jawab pertanyaan saya, ngapain malam-malam begini disini"Kata mahkluk itu, dan sepertinya makhluk itu bukan hantu, melainkan manusia. Kamipun membuka mata kami dan ternyata benar itu adalah manusia.
"Bapak siapa? Bukan hantu kan?"Tanyaku
"Ya bukanlah, saya penjaga rumah ini, tiap malam saya kesini buat ngecek rumah ini"
"Kok kami ngak pernah nampak bapak?"Tanyaku
"Emangnya saya harus laporan sama kalian kalau saya mau kesini, emang kalian siapa?"Jawab bapak itu
"Ngak ada hantu kan pak dirumah ini?"Tanyaku
"Ya ngak lah, mana ada hantu disini, paling kucing yang lagi ngejar tikus."
"Kalian ngapain disini?"Tanya bapak itu
"begini pak, kami kalau pulang dari ngaji lewat depan rumah ini selalu mendengar suara berisik dari dalam rumah itu pak, kata teman saya itu hantu, makanya kami kesini buat ngebuktiin itu hantu atau tidak, eh ternyata benar dugaanku, emang ngak ada hantu dirumah ini, hehe. Maaf ya pak"
"Ya iya lah, mana ada hantu, suara itu pasti suara kucing saya yang sengaja saya lepas disini biar sekalian ngusir tikus. udah pulang sana, ntar orangtua kalian nyariin kalian lagi"kata bapak itu
"Iya pak, kami pulang dulu ya pak"
Kamipun berjalan pulang dan sepertinya kami terlambat pulang jam sudah menunjukkan pukul 21:30 malam, biasanya jam sembilan malam kami sudah pulang ngaji. Dan sepertinya aku akan kena marah sama ibu bapakku. Aku akan kena omel ibuku yang omelannya panjang lebar seperti presiden yang lagi berpidato kenegaraan. Dan aku juga akan kena marah dan kena jewer kuping sama bapakku, jeweran bapakku itu sangat perih, udah kayak gigitan Mike Tycoon ke telinganya Evander Holyfield perihnya.