Mungkin kata "Cinta" bukanlah kata yang asing bagi kita, terutama dari kalangan anak-anak muda. Setiap orang yang masih normal dan syaraf-syaraf otaknya masih normal pastilah memiliki rasa cinta, entah itu anak-anak, remaja, dewasa, bahkan kakek-kakek dan nenek-nenek sekalipun.
Tetapi ada beberapa dikalangan kawula muda yang salah mengartikan tentang makna cinta. Sebenarnya cinta tidak hanya ditujukan kepada lawan jenis saja. Ada banyak cinta yang kita berikan, entah itu cinta seorang anak kepada kedua orangtuanya, cinta orangtua kepada anak-anaknya, cinta seseorang kepada sahabatnya, cinta seorang murid kepada gurunya, dan lain sebagainya.
Tidak salah memang seorang laki-laki memiliki rasa cinta dan ketertarikan terhadap wanita dan begitu juga sebaliknya. Karena itu adalah sifat alami manusia yang tidak akan bisa dihilangkan, dan bahkan akan berakibat buruk bila dihilangkan dalam diri seseorang.
Namun, rasa cinta tidaklah "Sekonyong-konyong" begitu saja, bahkan disalurkan diluar batas-batasnya. Dan terkadang rasa cinta yang berlebihan dan diluar batasnya dapat membutakan hati seseorang, dapat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Bahkan sampai-sampai berperilaku yang bukan dirinya dan berubah 180 derajat hanya demi wanita/pria idamannya.
Mungkin kisah berikut ini dapat membuktikan bahwa cinta itu berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku seseorang.
"Dahulu dizaman pemerintahan khalifah Harun Ar-Rasyid, ada seorang pemuda yang bernama Khuzair, dia adalah seorang yang sangat hebat dalam menggubah syair, dia selalu menggubah syair yang memuji kekasihnya yang bernama Azzah dengan setinggi langit, seakan-akan Azzah ini digambarkan dalam syair-syairnya Khuzair bagaikan seorang bidadari yang cantik jelita. Sampai-sampai khalifah Harun Ar-Rasyid penasaran, seperti apa Azzah yang selalu dipuji-puji Khuzair dalam syairnya.
Sampailah pada suatu ketika, keluarga Azzah ini mengalami kesulitan dalam perekonomian, sehingga ia dan keluarganya harus meminta bantuan khalifah, ketika khalifah menanyakan namanya dan dia menjawab Azzah, ketika itu pula khalifah Harun Ar-Rasyid tersentak kaget dan mengatakan
"Jadi engkau Azzah yang selama ini dipuji habis-habisan oleh Khuzair dalam syairnya?".
Azzah menjawab "Iya".
Seketika itu Harun Ar-Rasyid berkata "Sungguh engkau mendengar ceritanya itu, lebih indah daripada engkau menyaksikannya sendiri"
Ternyata Azzah itu tidaklah seindah dan secantik seperti yang digambarkan oleh Khuzair. Tetapi Azzah lebih cerdas dengan menjawab perkataan Harun Ar-Rasyid. Azzah mengatakan "Sesungguhnya mata yang kau gunakan untuk melihatku bukanlah matanya Khuzair. Seandainya mata yang engkau gunakan untuk melihatku adalah matanya Khuzair, niscaya engkau akan mengatakan hal yang sama dengan khuzair".
Jadi, kalau seseorang menyukai seorang wanita, katakan dan nyatakan dengan cara yang benar, segera datangi bapaknya untuk melamarnya. Janganlah menyalurkannya dengan cara yang salah, bahkan negatif.
Sekali lagi, rasa cinta itu adalah hal yang wajar, tetapi janganlah rasa cinta itu menjadikan seseorang itu berubah 180 derajat kearah yang negatif.
Sekian tulisan saya, semoga ada manfaatnya.
Sekian tulisan saya, semoga ada manfaatnya.
Terima kasih.
Seperti penjelasan Ust. M. Arifin Badri, MA
ReplyDeleteBukan mas, cuma saya banyak belajar dari beliau, cerita tentang Azzah itu juga saya kutip dari ceramahnya beliau
Delete