Waktu itu sekitar bulan Juni tahun 2010, tepat 4 tahun yang lalu. Jam 10 pagi telponku berdering menandakan ada panggilan masuk, saya lihat ternyata tidak ada nama yang tersimpan dikontak handphoneku.
Langsung kuangkat telpon itu dan kutanyakan ini dari siapa, lalu orang itupun menjawab
"Halo, benar ini service komputer yang bisa datang kerumah?"
Saya menjawab dengan sedikit gugup karena minggu lalu saya memasang brosur jasa service komputer disudut-sudut ruko dipasar.
"Iya benar pak, ada masalah apa ya?" Tanyaku yang mencoba santai.
"Ini komputer saya loadingnya lama sekali, bisa kamu perbaiki?".
"Iya benar pak, ada masalah apa ya?" Tanyaku yang mencoba santai.
"Ini komputer saya loadingnya lama sekali, bisa kamu perbaiki?".
"Bisa pak, bisa bisa, sms aja pak alamatnya nanti saya kesana" Jawabku gugup
"Ok, saya tunggu ya" Kata bapak itu sambil mematikan teleponnya.
Tuut tuut tuut.....
Beberapa saat kemudian saya menerima SMS alamat rumah bapak itu, dan seketika itu pula saya langsung bergegas menyiapkan peralatan peralatan untuk memperbaiki komputer, mulai dari panci, wajan, kompor, sampai spatula ~lho kok jadi kayak orang mau bikin kue ya~. Ngak, bercanda kok, yang benar saya langsung mengambil peralatan untuk memperbaiki komputer dan langsung menuju rumah bapak tersebut yang kebetulan tidak jauh dari rumahku.
Begitu sampai dirumah bapak itu, saya langsung mengetuk rumahnya dengan perlahan dan mengucapkan salam dengan suara cemprengku, persis seperti suara anak alay yang ngaku-ngaku gaul.
"Assalamualaikum" Saya sangat gugup ~mana ngak bawak kantong muntah lagi~.
"Wa'alaikum salam, ini yang service komputer tadi ya" Jawab bapak itu.
"Benar pak" Jawabku santai.
"Oh ya, silahkan masuk itu komputer saya loandingnya lama sekali coba kamu perbaiki" Pintanya
Saya langsung menuju komputernya, dan langkah pertama yang saya lakukan adalah memasang muka sotoi dan meyakinkan ~padahal saya sangat gugup waktu itu~. Saya langsung memperbaikinya, dan setelah hampir satu jam, saya akhirnya dapat menyelesaikan pekerjaanku memperbaiki komputer dengan lancar.
"Sudah siap pak komputernya, silahkan dicek" Kataku dengan masih memasang muka sotoi.
Bapak itu langsung mengecek komputernya, dan ternyata dia puas dengan hasil kerjaku.
"Berapa ini biayanya?"
"Dua puluh lima ribu saja pak"
"Oh iya, ini uangnya, terima kasih ya" Kata bapak itu sambil memberikan uang dengan pecahan lima ribu lima ribu.
Saya mengambil uang itu dan langsung berpamitan pulang. Itulah uang Rp.25.000 pertama yang saya dapat dari hasil kerja dan usahaku sendiri. Walaupun jumlahnya tidak seberapa, tetapi bagiku itu sangat berharga karena itu adalah uang yang saya dapat dari hasil usahaku sendiri.
Karena sungguh rezeki yang paling baik adalah yang didapat dari tangan kita sendiri dan jerih payah kita sendiri, bukan dari hasil meminjam dan meminta-minta dari orang lain.
Kita mungkin dengan sangat mudahnya menghabiskan uang pemberian orangtua kita untuk keperluan yang tidak perlu yang bahkan dibenci oleh orangtua kita seperti rokok, narkoba, makan ditempat yang mewah, karaoke, berenang, shopping. Karena apa? Mungkin karena kita masih belum tau bagaimana rasanya dan susahnya mencari uang, bagaimana banting tulangnya orangtua kita dalam mencari uang untuk kita, untuk keperluan sekolah atau kuliah kita.
Gunakanlah uang pemberian orangtua untuk keperluan yang benar-benar penting, seperti untuk membayar uang kuliah, membeli buku, membuat tugas, dan seterusnya. Buatlah orangtua anda bangga dengan hasil belajar anda.
Ingatlah bahwa bagaimana susahnya orangtua kita mencari uang, nanti kita akan merasakan itu jika kita sudah mencari uang sendiri.
Demikianlah tulisan pertama saya dibulan Juni ini.
Terimasih. Semoga ada manfaatnya.
No comments :
Post a Comment